Pengamat Politik Dewi Fortuna Anwar Pun Masih Bingung Pilih Partai di Pemilu 2019

Acara tersebut digelar di Sydney, Canberra, dan Melbourne.
Menurut peneliti dan pengamat politik dari LIPI tersebut, pemilu yang pertama kalinya digelar secara simultan ini lebih terfokus pada pemilihan presiden, sehingga ruang yang diberikan kepada warga untuk mengenal caleg dan partai menjadi terbatas.
"Sebelumnya, warga memilih caleg terlebih dahulu dan setelah caleg terpilih dan mengamankan kursinya, merekalah yang kemudian menominasikan kandidat presiden."
"Tetapi ini membuat kandidat presiden menjadi sandera karena ketergantungan penuh dengan suara partai," jelas Dewi saat ditanya mengapa pemilu di Indonesia dilakukan secara serentak, selain karena alasan efisiensi biaya.

Dalam pemaparannya yang dimoderatori oleh Ben Bland, Direktur Proyek Asia Tenggara di Lowy Institute, Dewi mengatakan isu-isu yang dihadapi warga sehari-hari bukanlah menjadi hal yang terlalu penting bagi kandidat pemilihan umum di Indonesia.
"Pemilu selama ini lebih ke soal sosok dan kepribadian calon, kita nyaris tak pernah mendengar strategi berbeda [dari kandidat] untuk mencapai tujuan tertentu."
Hubungan dengan Australia

- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya