Pengamat: Prabowo Itu Rival Jokowi, Makanya Ramai

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan, kritik merupakan hal yang biasa dilancarkan seseorang maupun kelompok tertentu terhadap penguasa dalam negara yang menganut paham demokrasi.
Karena itu, Ujang menilai tidak ada yang salah dari langkah Prabowo Subianto melancarkan kritikan pada Joko Widodo.
“Cuma persoalannya, Prabowo itu rival Jokowi di Pilpres 2014 lalu. Makanya menjadi ramai,” ujar Ujang kepada JPNN, Selasa (3/4).
Pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia ini menilai, kondisi menjadi berbeda karena kritikan baru dilancarkan saat Indonesia akan kembali melaksanakan Pilpres 2019.
Prabowo dan Joko Widodo disebut-sebut bakal kembali maju berhadap-hadapan sebagai lawan politik.
Akibatnya, masyarakat kata Ujang, bisa saja kemudian menilai motif kritikan Prabowo hanya untuk menaikkan elektabilitas.
"Tapi intinya, oposisi mengkritik itu suatu keniscayaan dan itu dibolehkan dalam negara demokrasi. Cara tersebut sudah biasa digunakan para politikus untuk mengkritik pemerintah," katanya.
Direktur Eksekutif Informasi Political Review (IPR) ini cuma mengingatkan, alangkah baiknya jika kritikan yang disampaikan disertai bukti-bukti dan fakta yang bisa dipercaya. Dengan demikian masyarakat dapat lebih objektif memberikan penilaian.(gir/jpnn)
Menurut Ujang, tidak ada yang salah dari langkah Prabowo Subianto melancarkan kritik kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- 6 Bulan Prabowo-Gibran: 74 Persen Puas, tetapi Ekonomi Penuh Tantangan
- Irwan Fecho Bicara Pembangunan Berkelanjutan di Rakernas IKA SKMA 2025
- Bikin Acara Bertema Kemandirian, KPPI: Perempuan Harus Bersama Memajukan Bangsa
- Koordinator Gerakan Indonesia Cerah Tanggapi Kelompok yang Kerap Sudutkan Jokowi
- Prabowo Sebut Petani Harus Bisa Punya Rumah dan Mobil
- PAN Dukung Prabowo Jadi Capres 2029, Cak Imin: Tergesa-Gesa Amat, Sih