Pengamat Sebut Desakan Purnawirawan TNI untuk Pecat Wapres Gibran Politis

"Apabila setiap ketidakpuasan direspons dengan seruan pemecatan atau delegitimasi, maka kita sedang menggali lubang bagi kehancuran sistem itu sendiri," kata dia.
Dia menilai saat ini bangsa justru lebih membutuhkan suasana tenang untuk memulai transisi pemerintahan dengan baik. Fokus utama mestinya bukan pada tarik-menarik kursi kekuasaan, tetapi bagaimana pemerintahan baru bisa menjawab tantangan ekonomi, ketimpangan sosial, dan situasi geopolitik yang kian mencekam.
"Kritik tetap penting. Bahkan harus. Namun, kritik yang membangun bukan yang menyeret institusi ke tengah badai, apalagi menggiring publik pada ilusi bahwa semua hasil demokrasi bisa dibatalkan hanya karena tidak sesuai dengan harapan sebagian pihak," tegas Pieter Zulkifli.
Dia mengatakan para purnawirawan yang kini tampil di ruang publik sesungguhnya memiliki posisi istimewa. Dengan pengalaman, reputasi, dan kebijaksanaan yang mereka miliki, kontribusi strategis bisa diberikan dalam bentuk nasihat, evaluasi, dan pemikiran kebangsaan yang mencerahkan.
"Bukan dalam bentuk tuntutan emosional yang berpotensi memecah belah," kata dia.
Menurutnya, Indonesia tidak kekurangan masalah seperti tantangan ekonomi, ketimpangan sosial, krisis iklim, hingga tekanan geopolitik global. Sehingga, yang dibutuhkan justru ketenangan politik dan kepemimpinan yang transformatif.
"Bukan kegaduhan baru yang hanya memperpanjang deret frustrasi publik terhadap elite," ujarnya.
Pieter Zulkifli lantas mengutip pernyataan Aristoteles, yakni orang yang terus mencari kesalahan orang lain akan kehilangan waktunya untuk memperbaiki dirinya sendiri. Dalam konteks ini, kata dia, energi bangsa semestinya diarahkan pada pembenahan masa depan, bukan pengulangan sengketa masa lalu.
Seruan sekelompok purnawirawan TNI untuk memecat Gibran Rakabuming Raka dari posisi Wakil Presiden RI di dinilai drama politik yang tak perlu dilakukan.
- 6 Bulan Prabowo-Gibran: 74 Persen Puas, tetapi Ekonomi Penuh Tantangan
- Wajar Banyak yang Tidak Suka Monolog Gibran, Ini Analisis Efriza
- Gibran bin Jokowi Bicara Bonus Demografi, Pengamat: Demi Muluskan Kepentingan Politik Pribadi
- Usulan Pergantian Wapres Gibran Dinilai Inkonstitusional dan Tidak Rasional
- Gibran bin Jokowi Tak Berkontribusi, Wajar Ada yang Meminta Ganti
- Muncul Desakan Lengserkan Gibran dari Kursi Wapres, Boni Bilang Mustahil