Pengamat Sebut Indonesia Perlu Banyak Investasi Global untuk Transisi Energi
"Investasi yang berkualitas dapat dilihat dari adanya proses transfer teknologi, penguatan kapasitas sumber daya manusia, dan kegiatan industri yang mementingkan aspek keberlanjutan," ungkap Komaidi.
Komaidi menambahkan untuk memaksimalkan peran perusahaan asing terhadap perekonomian di dalam negeri, pemerintah cukup menyesuaikan dengan peta kebijakan Indonesia dalam 5, 10, dan 15 tahun ke depan berdasarkan komoditas yang digarap.
Dia mencontohkan jika dilakukan pada PT Vale Indonesia, berarti pemerintah harus berbicara soal peta kebijakan subsektor mineral dan arahnya pada produksi baterai.
Seperti diketahui, selama ini, produk Vale Indonesia yang dihasilkan di Indonesia diterima di pasar global, antara lain sebagai pemasok baterai pada perusahaan otomotif global, Ford Motor Inc.
Di dalam negeri, aksi bisnis perusahaan juga menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian dan memberikan dampak sosial ke masyarakat. Ke depan, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berencana membangun pabrik peleburan nikel berteknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk menghasilkan bahan baterai kendaraan listrik.
“Nah, jika di masa kontrak sebelumya, Vale Indonesia katakanlah orientasinya ekspor, pemerintah bisa melakukan negosiasi ulang agar direalokasi di dalam negeri karena di sini sudah ada smelternya," ungkap Komaidi.
Selain itu, kata Komaidi, PT Vale tentunya memilih ekspor karena biasanya harga di luar lebih tinggi.
"Nah, bagaimana agar mereka mau memasok kebutuhan domestik? Mungkin ada treatment tertentu di aspek perpajakannya. Jadi segala sesuatnya sebetulnya bisa didiskusikan,” jelasnya.
Komaidi menilai semua itu menjadi catatan penting bagi pemerintah Indonesia dalam mengelola investasi yang berkualitas, berorientasi pada lingkungan, dan diterima dalam pasar global.
"Keberhasilan pendekatan kolaboratif Indonesia menyoroti potensi hubungan yang saling menguntungkan antara keahlian lokal dan modal internasional, memupuk masa depan yang lebih hijau sambil mengatasi tantangan global yang mendesak," bebernya.
Komaidi menambahkan dengan percepatan momentum dalam investasi asing, transisi energi Indonesia telah mendapatkan daya tarik yang signifikan.
Direktur Eksekutif ReforMiner Komaidi Notonegoro mengatakan Indonesia masih sangat memerlukan investasi global untuk mempercepat transisi energi.
- Kadin dan Pemerintah Indonesia Berpotensi Dapatkan Pendanaan untuk Transisi Energi & Rumah Murah dari Inggris
- Indonesia Tunda Komitmen Iklim di COP 29 Azerbaijan, Aktivis Lingkungan Bereaksi
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia
- Tokoh Masyarakat Banten Minta PSN PIK 2 Jangan Dipolitisasi
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat