Pengamat Sebut KIB Terbuka Menambah Anggota Meski Peluangnya Kecil
“Sekarang kita mencermati proses koalisi, belum bisa sepenuhnya akurat prediksinya, akan terbuka sekali,” imbuh Arya yang juga Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic International Studies (CSIS) ini.
Bagi Arya, yang menarik justru PDIP yang akan berkoalisi dengan siapa.
“Saya duga sih PDIP akan berkoalisi dengan akan melakukan kongsi. Dengan politik kita yang majemuk, PDIP dia nggak mungkin maju sendiri, pasti akan berkoalisi juga, meskipun dia bisa sendiri,” kata Arya.
Menurut Arya, kans PDIP berkoalisi bukan dengan KIB melainkan dengan Gerindra atau PKB.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengungkapkan KIB saat ini berada pada situasi terbuka.
Artinya, peluang dan kesempatan untuk mendapatkan mitra baru setara dengan peluang kehilangan mitra partai politik (parpol) yang saat ini sudah ada dalam gerbong KIB.
“Situasi saat ini, masih terbuka lebar peluang perubahan koalisi termasuk di KIB, adanya peluang mendapat mitra, itu setara dengan peluang kehilangan mitra atau bubar," terang Dedi.
Menurut Dedi, parpol yang memungkinkan bergabung dengan KIB adalah Nasdem. Hal itu ditinjau dari cara pandang Nasdem yang mirip dengan Golkar.
Pengamat Politik Arya Fernandes mengatakan koalisi partai baru akan bermunculan. Hal ini membuat peluang mereka bergabung dengan KIB makin kecil.
- Mardiono Hadiri Halalbihalal Golkar, KIB Belum Bubar?
- Reaksi Elite PAN soal PPP Siap Gabung ke Koalisi Prabowo
- Puluhan Ribu Warga Magelang Deklarasi Siap Memenangkan Ganjar-Mahfud
- Bela Jokowi, Sejumlah Rektor Sampaikan Apresiasi Kinerja Presiden
- Begini Respons Jokowi soal Putusan MK yang Membuka Peluang Anaknya Jadi Capres-Cawapres
- Ganjar: Terima Kasih Sudah Mengingatkan Bahwa Kita ber-Indonesia