Pengamat Sebut Pemulihan Ekonomi Pemerintahan Prabowo Subianto Masih Omon-Omon
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Dialektika Network (IDN), Agus Fitriadi menyatakan perlu adanya evaluasi 100 hari kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, hal ini perlu dilakukan karena dalam upaya pemulihan ekonomi nasional, rezim Prabowo masih bersifat omong-omong belaka.
Dia menyoroti berbagai kunjungan kerja ke luar negeri, termasuk ke Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, negara-negara ASEAN, dan lainnya belum menunjukkan hasil nyata yang signifikan.
"Lawatan Presiden Prabowo ke berbagai negara dengan tujuan meningkatkan kerja sama ekonomi, hingga kini belum ada dampak konkret yang dirasakan oleh perekonomian domestik. Sebagai contoh, kunjungan ke Tiongkok pada November 2024 menghasilkan sejumlah kesepakatan kerja sama, namun implementasinya masih belum terlihat jelas", kata Agus dalam keterangannya, Selasa (4/2).
Agus juga menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dianggap terlalu ambisius, sebab akan memakan porsi anggaran APBN 2025 sebesar Rp171 triliun, meskipun program ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 2 persen.
"Secara ekonomi makro, efektivitasnya dalam jangka panjang dan potensi dampaknya terhadap stabilitas fiskal negara sangat besar," lanjutnya.
Agus menambahkan meskipun survei menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Prabowo mencapai 81 persen setelah 100 hari kerja, tetapi itu disebabkan karena lebih pada masalah popularitas program MBG semata.
"Popularitas program populis seperti Makan Bergizi Gratis, tanpa disertai perbaikan fundamental dalam iklim investasi dan kebijakan ekonomi yang berkelanjutan akan jadi momok dalam pemerintahan Prabowo ini," jelasnya.
Direktur Eksekutif Indo Dialektika Network (IDN), Agus Fitriadi menyatakan perlu adanya evaluasi 100 hari kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto
- Apresiasi Instruksi Presiden soal Penjualan LPG 3 Kg, Putri Zulhas: Perketat Pengawasan
- Komisi XII DPR Apresiasi Keputusan Presiden Aktifkan Kembali Pengecer LPG 3 Kg
- Kasus Elpiji 3 Kg, Arief Poyuono Nilai Bahlil Tidak Patuh pada Prabowo
- Bahas Polemik LPG di Istana, Bahlil Dapat Wejangan dari Jusuf Kalla
- Pengecer Bisa Jual LPG 3 Kg, Waka MPR Apresiasi Keputusan Prabowo
- Ini Titik Pangkalan Resmi dari Pertamina, Masyarakat Sumsel Bisa Beli Gas di Sini