Pengamat Sebut Serapan Bulog Tahun Ini Rendah

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menyayangkan penyerapan beras yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog) cendrung menurun alias rendah.
Meski begitu, kata Khudori, penurunan ini kemungkinan besar karena outlet bansos seperti beras miskin dan rastra sudah tak ada.
"Dugaan saya adalah bahwa sejak raskin dan rastra tidak ada, outlet penyaluran di hilir itu tidak ada dan tidak pasti," ungkap Khudori dalam webinar Pataka beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan ketika masih ada raskin dan rastra itu jumlah penyerapan himgga pengadaannya dari dalam negeri kira-kira 2,2 juta ton.
Namun, kata dia, sekarang hanya 900 ribu, sehingga tidak ada setengahnya.
"Jadi, catatan terpenting di tahun 2022 ini, volume yang diserap Bulog memang lebih kecil," ujarnya.
Khudori mengatakan, Apabila penyerapan Bulog dilakukan dalam jumlah besar, tetapi disisi lain outlet di hilirnya tidak tersedia maka yang terjadi adalah timbulnya maslah baru.
Karena itu, kata Khudori, musim panen tahun ini harus bisa dioptimalkan Bulog dalam melakukan penyerapan.
Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menyayangkan penyerapan beras yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog) cendrung.
- Raker dengan Pejabat di Kementan, Legislator NasDem Sorot Program Cetak Sawah
- Tinjau Panen Raya di Klaten, Marga Taufiq Pastikan Bulog Serap Gabah Petani Sesuai HPP
- Kementan Gelar Pelepasan Ekspor Gula Semut dari Kulon Progo
- Bulog Karawang Tetap Serap Gabah Petani Meski Realisasi Telah Mencapai 136%
- Lumbung Pangan Sukabumi Suplai 133,7 Ton Beras Zakat Fitrah
- KPK Amankan Dokumen dan Barang Bukti Elektronik di Kantor Hukum Visi Law Office