Pengamat: Sikap PBNU Tolak Politik Identitas Perlu Diapresiasi dan Dicermati
jpnn.com, JAKARTA - Direktur eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari menyatakan sikap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang meminta politik identitas dihentikan patut diapresiasi.
Dia juga menyebutkan sikap itu perlu dicermati oleh semua pihak.
"Sikap PBNU menyetop politik identitas layak diapresiasi sekaligus dicermati. Politik dan ekspresi identitas adalah bagian dari hak politik dalam konsep dan konteks HAM," kata Sholeh Basyari dalam keterangannya kepada JPNN.com, Minggu (6/10)
Dia menyebutkan tugas dan wewenang negara adalah menjamin, menghormati, dan melindungi hak politik warganya.
"Pemerintah hanya boleh intervensi apabila politik identitas menyerang ideologi nasional. Negara, apalagi kelompok kekuatan sosial kemasyarakatan, tidak boleh mengintervensi politik identitas kelompok lain," lanjutnya.
Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau seluruh pihak menghentikan upaya menggunakan agama demi kepentingan politik sesaat.
Hal itu disampaikan menanggapi Aksi 411 kemarin dan rencana Reuni 212.
Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan mengatakan menggunakan agama demi kepentingan politik sesaat tidak ada manfaatnya.
Direktur eksekutif CSIIS, Sholeh Basyari menyebutkan sikap PBNU yang meminta politik identitas dihentikan patut diapresiasi dan dicermati
- Elektabilitas Toni Uloli-Marten Taha Makin Moncer di Pilgub Gorontalo versi TBRC
- Isrullah-Usman Merangkul Semua Golongan, Layak Dijadikan Contoh Dalam Berpolitik
- Jelang Pencoblosan, Rudy Mas'ud-Seno Aji Bakal Jadi Pemenang di Pilgub Kaltim
- Ruang Politik Anak Muda Jakarta: Berani Bersuara dan Berekspresi di Pilkada Fest 2024
- Ustaz Diyansyah Permana Ajak Umat Islam Menjaga Pilkada 2024 yang Aman-Damai
- Bersilaturahmi dengan Kiai Said Aqil, Ridwan Kamil Minta Didoakan, Alhamdulillah