Pengamat: SMI Pergi, Ekonomi Indonesia Goyah
Rabu, 05 Mei 2010 – 17:08 WIB
"Penanganan bila terjadi krisis bisa lebih cepat dan appropriate (tepat). Tidak seperti dulu, lembaga-lembaga tersebut memberi resep yang salah. Krisis kita sedemikian parah, 'pendarahan' cadangan devisa sangat besar (sampai Rp 17.000 per USD), tapi IMF cuma menyuntik devisa dalam jumlah kecil, USD 1 miliar per bulan. Tentu saja penyakitnya nggak sembuh, malah makin parah. Kalau ada Sri Mulyani di WB, hal ini bisa dihindari. Sri bisa meyakinkan WB dan IMF untuk memberi terapi yang tepat, misalnya suntikan dana yang cepat dan jumlah signifikan. Jadi, Sri Mulyani ke WB itu bagus," jelas Toni.
Mengenai siapa pengganti Sri Mulyani (sebagai Menkeu), Toni mengatakan bahwa Darmin Nasution (Plt Gubernur BI) sangat masuk akal untuk itu. Karena menurutnya pula, Darmin dinilai sudah terbukti punya kapabilitas dan kredibilitas sebagai mantan Dirjen Pajak.
"Beliau lebih cocok menjadi Menkeu daripada Gubernur BI. Selain Darmin, kandidat yang masuk akal adalah Fuad Rahmany dan Anggito Abimanyu. Sedangkan Gubernur BI, bisa saja dari kalangan dalam, seperti Hartadi Sarwono. Menkeu perlu didampingi orang-orang yang cakap, kombinasi antara orang dalam dan bankir komersial (commercial banker)," katanya pula. (afz/jpnn)
JAKARTA - Berita pengunduran diri Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati diyakini akan berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Menurut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kuasa Hukum Tepis Isu Miring Terkait Eks Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap
- RI 36 Berulah di Jalan, Nusron Wahid Sindir Netizen yang Salah Sasaran
- Gandeng Resinergi, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif dari Sampah Perkotaan
- Legislator NasDem Tawarkan Solusi Ini Demi Menyejahterakan Petani
- Ray Rangkuti Tantang KPK Bidik Orang di Lingkaran Kekuasaan terkait Kasus DJKA
- Dirjen Bina Keuangan Daerah Terima Penghargaan dari Kementerian BUMN