Pengangkatan Honorer K1 Belum Jelas
Minggu, 03 Februari 2013 – 07:01 WIB

Pengangkatan Honorer K1 Belum Jelas
Di bagian lain, sampai saat ini Kota Mataram masih kekurangan 198 orang guru sekolah dasar (SD). Proses belajar mengajar pun sedikit terganggu karena beberapa guru harus mengajar double. Ada satu guru yang mengajar dua kelas, bergiliran satu sama lainnya. “Kita memang kekurangan guru SD. Itu terjadi sejak 1 Desember 2012 lalu,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Mataram H Ruslan Effendy, kemarin.
Untuk mengantisipasi kekurangan itu, pihaknya telah memberikan kebijakan sementara pada kepala sekolah untuk ikut mengajar di kelas sambil menunggu pengangkatan guru baru melalui seleksi CPNS.
Terkait hal itu, Kepala BKD Kota Mataram Hj Bq Evi Ganevia mengakui dalam bidang pendidikan, Kota Mataram mengalami kekurangan guru, khususnya guru SD. Kata dia, sebelum KemenPAN dan RB membuat kebijakan moratorium CPNS sejak tanggal 1 September 2011 lalu, BKD telah mengusulkan formasi guru SD sebanyak 155 orang. “Itu dulu kita ajukan segitu, sekarang bisa saja melebihi itu, dan kita sedang mendata,” katanya.
Kalaupun jumlah kekurangan guru SD meningkat dari sebelumnya yang diusulkan hanya 155 orang, menurutnya, itu terjadi karena ada yang pensiun, meninggal dunia, mengundurkan diri, dan dimutasi ke daerah lain. “Yang jelas, akan ada penambahan formasi guru SD. Kita sedang menunggu kebijakan KemenPAN dan RB terkait moratorium CPNS ini,” katanya.
MATARAM-Pengangkatan 200 tenaga honorer kategori satu (K1) menjadi CPNS di Kota Mataram masih belum jelas. Pasalnya, Kantor Regional X Badan Kepegawaian
BERITA TERKAIT
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki
- Jasad Korban Banjir di Murung Raya Ditemukan Tersangkut di Dahan Pohon Sawit
- Banjir Rendam Sejumlah Rumah Warga di Kalianda Lampung Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
- Kodam I/Bukit Barisan Bantu Warga yang Diduga Diintimidasi Ormas
- Farhan Bimbang Tindak Tegas Kusir Delman yang Getok Tarif Tak Wajar di Bandung
- Harga Emas Perhiasan di Baturaja Tembus Rp 11,3 Juta Per Suku