Penganiaya Mahasiswa STIP Terancam Dipecat
Jadi, lanjutnya, kejadian bukan dalam rangka pengenalan kampus alias Opspek. Dikatakan, sebagaimana perguruan tinggi kedinasan pada umumnya, di setiap akhir pekan ada semacam pesiar, alias liburan. Bagi mahasiswa yang asli Jakarta dan sekitarnya, biasanya mereka pulang ke rumah.
"Nah, yang jauh, biasanya pulang ke kos-kosan. Kebetulan, mereka itu kos-kosannya berdekatan, kumpul di situ," terangnya.
Diakui, jika sedang plesiran, pihak kampus sulit untuk melakukan pengawasan. Namun, lanjutnya, kasus Dimas ini akan dijadikan pelajaran penting bagaimana kampus bisa melakukan pengawasan secara efektif.
Diberitakan, pada tubuh Dimas ditemukan sejumlah luka lebam diduga akibat pukulan.
Kapolres Jakarta Utara Kombes M. Iqbal, menyatakan bahwa beberapa orang sudah diperiksa karena diduga kuat sebagai pelaku. "Ya sudah diamankan, dan ada beberapa orang yang diperiksa," ujar Iqbal dihubungi wartawan, Sabtu (26/4).
Jenazah Dimas diketahui sudah dibawa pulang ke Medan. Sebelumnya, Dimas jenazah Dimas sempat dibawa ke Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta. Setelah itu sempat dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Saat ini, polisi tengah mendalami motif tewasnya Dimas tersebut. Iqbal mengatakan bahwa kuat dugaan korban dianiaya. "Dugaan kuat karena banyak luka lebam," kata Iqbal. (sam/jpnn)
JAKARTA - Pihak kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara, dan Kementerian Perhubungan, menjanjikan tidak akan menutup-nutupi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tahanan Kabur Loncat ke Sungai di Rokan Hulu Menyerahkan Diri
- Kepala Desa di Purbalingga Dianiaya Seorang Pria, Pelaku Ternyata
- Begal Sadis Ini Melukai Korbannya Pakai Senjata Tajam
- Sontoloyo, Pria di Tangerang Ini Menjual Anak Kandung Berusia 11 Bulan
- Pembunuh Wanita yang Ditemukan dalam Lemari di Jambi Tertangkap, Dia Ternyata
- Istri Kerja di Luar Kota, Suami Jual Bayi Rp 15 Juta