Penganiaya Wartawati Paser TV Harus Dipidana
Selasa, 05 Maret 2013 – 19:30 WIB
JAKARTA - Dewan Pers menyayangkan masih adanya aksi kekerasan terhadap wartawan. Terakhir aksi kekerasan menimpa Nurmila Sari Wahyuni alias Yuni, 23 tahun, yang dianiaya ketika meliput sengketa tanah di Kalimantan Timur. Peristiwa penganiayaan pada Yuni terjadi pada 2 Maret lalu. Menurut Kamsul, saat itu pihaknya langsung menghubungi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) cabang Kalimantan Timur untuk memberikan pendampingan hukum dan menyelamatkan Yuni dari ancaman lainnya. Pihaknya mengajukan agar kepolisian menyelesaikan kasus itu dengan KUHP Pasal 170 ayat 2 ke 2 tentang penganiayaan yang dilakukan bersama-sama. Ancaman hukumannya untuk pelaku yaitu maksimal 9 tahun penjara.
Menurut Anggota Satgas Penanganan Kekerasan terhadap Wartawan Kamsul Hasan pelaku penganiayaan terhadap Yuni harus ditindak dengan pasal tindak pidana, bukan Undang-Undang Pers. Pasalnya, kata dia, aksi pengeroyokan 16 orang pada Yuni sudah masuk dalam tindak penganiayaan bersama dan mengakibatkan Yuni yang hamil lima keguguran.
"Kami tidak mau ini diselesaikan dengan Undang-Undang Pers karena undang-undang itu hanya untuk sengketa pers. Ini sudah kekerasan berat, harus pakai KUHP, apalagi korban sampai mengalami keguguran, tidak bisa dibiarkan," kata Kamsul dalam jumpa pers di Kantor Dewan Pers, Jakarta Pusat, Selasa (5/3).
Baca Juga:
JAKARTA - Dewan Pers menyayangkan masih adanya aksi kekerasan terhadap wartawan. Terakhir aksi kekerasan menimpa Nurmila Sari Wahyuni alias Yuni,
BERITA TERKAIT
- KPK Diminta Tuntaskan Perkara Korupsi yang Mandek di Periode Sebelumnya
- KPK Minta Warga NTB Kawal Program Makan Bergizi Gratis
- Dituduh Curang Bersama KPU, Dr.Afni: Silahkan Rakyat Siak Menilai Sendiri
- 15 Ketum Kadin Provinsi: Kami Ingin Meluruskan Organisasi Ini Tetap Satu
- TASPEN Tanam 600 Bibit Pohon di Ruang Terbuka Hijau Kota Jambi
- Soal Kartu Air Sehat, Ketua DPRD Jakarta Berharap Cakupan Bisa Diperluas