Pengawalan Suara Pilpres Mengalami Kemunduran

jpnn.com - JAKARTA - ‪Direkrut Indo Barometer M Qodari menilai pengawalan suara hasil pemilihan umum presiden 9 Juli 2014 mengalami kemunduran. Penyebabnya adalah minimnya partisipasi lembaga pemantau pemilu yang diharapkan punya peran besar mengawal proses pemilu.
‪"Lembaga pemantau pemilu di tahun 2014 ini jumlahnya kalah jauh dengan pemilu 1994 lalu," kata Qadari dalam diskusi Emrus Cornres bertajuk "Mengawal Suara Rakyat Pilpres 2014 dari Kecurangan," di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/7).
Dikatakan, lembaga pemantau Pemilu seperti JPPR dan Perludem jumlahnya kalah jauh jika dibandingkan pada pemilu 1999 dan 2004. Padahal keberadaan lembaga pemantau pemilu tetap sangat relevan meski Indonesia sudah berpengalaman melakukan pemilu.
Karena itu dia menyarankan untuk perbaikkan pemantauan pemilu, ke depan lembaga-lembaga pemantau pemilu perlu diberikan dana dari APBN untuk memantau jalannya pemilu. Sehingga fungsi mereka dapayt melengkapi keberadaan Bawaslu.
‪"Bila perlu diberikan anggarannya, tapi mereka harus bekerja sebagai unit yang independen," ucap Qadari.‬
Nah, adanya kemunduran dalam mengawal suara pilpres juga terjadi akibat adanya perbedaan hasil hitung cepat sejumlah lembaga. Hal ini merupakan kemunduran karena sebelumnya tidak pernah terjadi perbedaan semacam ini.
"Ini juga karena quick qount yang sebelumnya menjadi pereda ketegangan politik, kini menjadi penyulut ketegangan," tandasnya. (Fat/jpnn)
JAKARTA - ‪Direkrut Indo Barometer M Qodari menilai pengawalan suara hasil pemilihan umum presiden 9 Juli 2014 mengalami kemunduran. Penyebabnya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Baru 11 Pemda Salurkan THR PNS & PPPK, Menkeu Ungkap Penyebabnya
- Soal RUU Kejaksaan, Awan Puryadi: Kekuasaan Seharusnya Dibatasi
- Pegawai Setjen MPR Antusias Ikuti Workshop Membuat Chunky Bag, Bisa Jadi Peluang Usaha
- Kemnaker Terus Mempercepat Klaim JHT dan JKP bagi Eks Pekerja Sritex Group
- Falsafah Bunga, Lebah, dan Madu ala Menteri Wihaji demi Keluarga Bahagia
- Kapolri & Panglima TNI Sepakat Usut Kasus Tentara Tembak 3 Polisi, Ada Brigjen Diutus ke Lampung