Pengawasan Lemah, Picu Kebocoran Soal UN
Senin, 12 Desember 2011 – 14:09 WIB

Pengawasan Lemah, Picu Kebocoran Soal UN
JAKARTA - Terlalu banyaknya perusahaan percetakan yang mencetak soal ujian nasional (UN) di masing-masing provinsi membuat pemerintah pusat kewalahan melakukan pengawasan. Secara tidak langsung, hal ini diduga memicu terjadinya kebocoran soal UN di beberapa daerah. Khairil mengungkapkan, tender percetakan soal UN dilakukan oleh pemerintah pusat juga sebagai salah satu cara untuk mencegah kecurangan. "Kalau dulu tendernya dilakukan di masing-masing provinsi, agak susah pengawasan standar spesifikasi kualitas pencetakan soalnya. Sekarang di pusat. Kita ingin semua standar spesifikasi dan kualitas percetakannya sama dan sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah," tandasnya.
"Sebenarnya kita tidak bicara kecurangan, tapi sebenarnya bicara mengenai kemampuan kita melakukan kontrol pengendalian pada proses percetakan. Yang salah adalah karena terlalu luas yang diawasi. Sehingga, kita jadi sulit mengendalikan, itulah yang memicu banyak terjadi defisien," ungkap Kepala Balitbang Kemdikbud, Khairil di Jakarta, Senin (12/12).
Khairil juga menjelaskan bahwa pelaksanaan pencetakan soal UN tahun 2012 mendatang sudah ditetapkan adanya 6 zona. Kondisi ini lebih banyak dari sebelumnya yang hanya berjumlah 3 zona saja. "Pembagian dalam 6 zona ini sudah cukup ideal untuk pencetakan soal UN. Karena kalau hanya 3 zona, dikhawatirkan percetakan soal UN akan kewalahan. Tapi pengawasan dan tendernya tetap di pusat" imbuhnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Terlalu banyaknya perusahaan percetakan yang mencetak soal ujian nasional (UN) di masing-masing provinsi membuat pemerintah pusat kewalahan
BERITA TERKAIT
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- 43.502 Siswa Penerima Baru Terima KJP Plus Tahap I 2025
- Kolaborasi RSIJCP, FKUI, dan RSCM Dorong Inovasi Medis dan Pendidikan Kedokteran