Pengecekan Ulang Naskah Unas Diduga Lemah
Hari Kedua Unas SMP Lebih Lancar
jpnn.com - JAKARTA - Penyelenggaraan ujian nasional (unas) SMP hari kedua kemarin tidak seriuh hari pertama. Meskipun begitu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan investigasi naskah unas diperluas tidak hanya di jenjang SMA, tetapi juga di SMP.
Wakil Mendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasih mengatakan, hingga kemarin sore dia tidak menerima laporan bahwa penyelenggaraan unas SMP hari pertama banyak dikeluhkan siswa karena membingungkan. Termasuk juga muncul lagi nama Joko Widodo, pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
"Saya memantau unas hari pertama di Denpasar. Di sana unas berjalan baik-baik saja. Saya belum menerima laporan keluhan unas termasuk nama tokoh politik yang muncul lagi," urai Musliar di kantornya kemarin.
Musliar mengatakan tim penyelenggara unas sudah bekerja keras supaya ujian tahunan itu berjalan lancar. Dia mengatakan tahun ini tidak ada keluhan yang signifikan, seperti pengiriman naskah yang terlambat atau kekurangan naskah dalam jumlah yang signifikan.
Terkait dengan soal unas bahasa Indonesia yang membingungkan siswa, Musliar menegaskan siswa tidak akan dirugikan. Musliar mengatakan soal bahasa Indonesia yang membingunkan siswa itu sejatinya sudah dicek dengan teliti sebelum disebar ke penjuru Indonesia. Pengecekan itu dilakukan untuk memeriksa potensi soal ganda, nomor hilang, dan sejenisnya.
Musliar mengakui bahwa urusan pengecekan naskah unas untuk seluruh wilayah Indonesia memang membutuhkan tenaga ekstra. Dia mengatakan untuk satu provinsi, terdapat 20 paket soal ujian yang berbeda-beda.
"Tim yang dilapangan sudah melaporkan bahwa pengecekan dilakukan berkali-kali. Tapi tetap saja karena kita manusia, ada saja yang lewat dari pengecekan itu," katanya. Sehingga masih ada nama Jokowi yang lolos dari penyortiran.
Banyaknya masalah dalam penyelenggaraan unas SMP hari pertama, akhirnya disikapi tegas dengan Kemendikbud. Musliar mengatakan upaya investigasi kini diperluas. Sebelumnya investigasi hanya dilakukan di jenjang SMA, tetapi sekarang juga mengarah ke jenjang SMP.
Upaya investigasi ini dipakai untuk memastikan kualitas pengawasan penyelenggaraan unas mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah.
Sampai saat ini, hasil investigas itu belum keluar. Tetapi musliar mengatakan, gambaran awal dari investigasi itu sudah bisa dibaca. "Yakni tidak ada unsur kesengajaan dengan pencantuman nama-nama tokoh politik di naskah ujian," jelas Musliar.
Investigasi lebih lanjut dilakukan dengan meminta keterangan dari guru-guru penyusun naskah ujian.
Menurut Musliar tim penyusun soal ujian cukup kompeten di bidang akademik. "Tetapi mereka bisa jadi tidak terlalu memiliki perhatian pada dunia politik," papar Musliar.
Di bagian lain, Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendikbud Haryono Umar mulai menerjunkan tim ke daerah untuk melihat permasalah unas SMP hari pertama lalu. Dia menjamin tim Itjen akan melaporkan kondisi riil, tidak sekedar membuat laporan ABS (asal bapak senang).
Haryono memastikan bahwa banyaknya siswa SMP yang bingung mengerjakan naskah unas bahasa Indonesia, menjadi fokus investigasi mereka. Haryono belum bisa menjelaskan siapa yang paling bertanggungjawab terkait dengan amburadulnya penyusunan naskah itu.
Amburadulnya penyusunan naskah ujian bahasa Indonesia itu, menyiratkan tim Kemendikbud bekerja dalam tekanan. Seharusnya kegiatan unas yang diselenggarakan rutin setiap tahun, tidak sampai membingungkan siswa. "Kita akan melakukan evaluasi secara menyeluruh," papar dia. (wan)
JAKARTA - Penyelenggaraan ujian nasional (unas) SMP hari kedua kemarin tidak seriuh hari pertama. Meskipun begitu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Institut Teknologi Del Menggunakan AI untuk Deteksi Kecurangan Saat Ujian
- Rantastia Nur Alangan Ungkap Dukungan Dr. Ram Krishna untuk UIPM
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sulsel, Ganesha Operation Kenalkan GO Expert
- Uhamka Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia versi QS AUR 2025
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia