Pengelolaan Keuangan Daerah Kian Memburuk
Jumat, 27 Februari 2009 – 09:57 WIB
Kemudian, 52 LKPD dengan opini tidak memberikan pendapat (TMP) atau disclaimer dan 51 LKPD dengan opini tidak wajar. Khusus provinsi Sumsel, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung, pengelolan keuangan daerah selama tiga tahun (2005-2007) belum menunjukan kemajuan yang berarti.
Baca Juga:
Tolak ukurnya, tambah Anwar, hanya satu LKPD beropini WTP pada 2005. Selebihnya mendapat opini wajar dengan pengecualian (WDP). Kondisi inipun jauh merosot yakni 28 (tahun 2005), 40 (tahun 2006), dan 44 (tahun 2007).
Ia menambahkan, sejumlah permasalahan yang menyebabkan sulitnya pemberian opini Wajar tanpa pengecualian (WTP) yaitu kelemahan prosedur pencatatan, penyusunan dan penyajian pelaporan, dan kelemahan pengelolaan kas daerah serta uang milik daerah. Di samping, kelemahan dalam pengelolaan asset tetap, kelemahan dalan pengelolaan pendapatan, dan penyeimbangan terhadap ketentuan tentang pengeluaran dan pertangungjawaban belanja daerah.
“Pemerintah daerah harus segera bertindak melakukan perbaikan agar laporan keuangan yang mereka buat bisa mendapat opini WTP,” katanya lagi.
PALEMBANG – Pengelolaan keuangan di sejumlah daerah di Indonesia kian buruk. Alat ukurnya terlihat dari transparansi dan akuntabilitas keuangan
BERITA TERKAIT
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
- 209 Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Kadupandak Dievakuasi
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius