Pengembangan Aplikasi Dorong Kemajuan Ekonomi Kreatif
Mind set masyarakat kebanyakan masih ingin menjadi karyawan kantoran atau bekerja di tambang batu bara dan migas.
Belum banyak yang melihat potensi yang luar biasa di bisnis ini. Ini bisa dilihat dari beberapa aplikasi sudah menghasilkan pundi-pundi uang dan lapangan pekerjaan yang cukup luas.
Apalagi, para orangtua, banyak yang mendorong anaknya untuk jadi pegawai. Mereka masih melihat sebelah mata pekerjaan start-up.
“Kerjanya seperti jin. Diam saja dapat uang,” imbuhnya lantas tertawa.
Dia menambahkan, pelaku industri digital itu tidak harus memakai pakaian rapi layaknya orang kantoran.
Cukup di depan komputer, para pelaku start-up sudah bisa mengembangkan bisnisnya.
Kendala lainnya adalah pemodalan. Minimal investasi start-up ini Rp 50 juta. Dengan modal sebesar itu, pelaku bertahan hingga enam bulan.
“Jika tidak ada profit, ya, siap-siap saja gagal. Lalu, gaji untuk programmer itu cukup mahal. Bahkan siap-siap mengencangkan ikat pinggang,” pungkasnya. (aji/ndu/k15)
Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Balikpapan Doortje Marpaung optimistis pengembangan aplikasi dan permainan akan membantu mempromosikan ekonomi kreatif.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Malam Penghargaan Citra Pariwara 2024 Sukses Menarik 2.400 Audiens
- Talent Hub 2024, Wadah Regenerasi Talenta Seni Budaya
- Epson Indonesia-IKJ Dorong Kreativitas Generasi Muda dengan Teknologi Cetak di SPOTLIGHT 2024
- Sribufest 2024 Jadi Ajang Apresiasi bagi Freelancer Penggerak Ekonomi Digital
- Dua Tokoh Siap Luncurkan Creative Hub Bertema Laut di Bali
- Wamenaker Immanuel Ebenezer Ingin Negara Selalu Hadir Memajukan Industri Musik