Pengembangan Bioethanol Harus dengan Harga Terjangkau Agar Banyak Peminat
jpnn.com, JAKARTA - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menuturkan pengembangan bioethanol harus dilakukan untuk mendukung transisi energi.
Hanya saja, dalam kondisi penciptaan pasar seperti sekarang, harga jual bioethanol harus terjangkau oleh masyarakat.
“Dengan meningkatnya tuntutan peduli lingkungan yang kuat, pengembangan bioethanol harus tetap dilakukan. Tetapi, marketnya harus dicari dulu. Nah, dalam kondisi creating market, salah satunya adalah dengan harga yang terjangkau masyarakat. Kalau harga bioethanol terlalu mahal, lama-lama masyarakat kosong. Tak ada yang mau beli,” kata Tauhid.
Karena itulah, menurut Tauhid, Pemerintah harus ’berkorban’.
Selain meniadakan pajak ethanol yang akan digunakan sebagai bahan bakar nabati (BBN), pemerintah juga bisa memberikan subsidi dan berbagai insentif agar harga bioethanol terjangkau.
Hal lain yang bisa dilakukan untuk menciptakan pasar bioethanol adalah dengan mendorong lingkungan bisnis menggunakan BBN tersebut.
Tauhid mencontohkan, jika perusahaan ingin memperoleh sertifikat ESG, maka kendaraan operasional harus menggunakan bioethanol.
Menurutnya, cara itu akan mendorong penggunaan bioethanol sehingga pasarnya akan membesar.
Pemerintah memang menyatakan keseriusan dalam pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (BBN).
- Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Siap Mendukung Program Asta Cita
- Pimpinan Komisi IV DPR Minta Pemerintah Pastikan Harga Sembako Stabil dan Tersedia
- Sukseskan Program Pemerintah, TNI AL Laksanakan Makan Bergizi Gratis
- Kilang Pertamina Internasional Mulai Produksi B40 untuk Mendukung Swasembada Energi
- Pemerintah Dorong Pasar Karbon untuk Mitigasi Emisi
- Pemerintah Dukung Partisipasi Indonesia di New York Fashion Week