Pengembangan Sains di Indonesia Dinilai Rendah
Rabu, 03 Agustus 2011 – 20:08 WIB
"Prototipe yang di sana, dibangun di sana lalu dijual. Jadi hanya dua section saja yang penting, manufacturing department dan sales marketing. Kalau di tempat lain itu namanya industrialisasi, di kita masih industrialisasi semu, termasuk joint venture. Tidak ada riset di kita. Yang di kita hanya riset hal-hal yang lebih tersier, seperti warna dan lain-lain. Kita ingin menumbuhkan semacam kemandirian di bidang industri. Jadi bukan hanya industrialisasi semu," pungkasnya.
Dengan begitu, Gumilar mengatakan, pemerintah, pengusaha dan semua kalangan, harus mulai merevitalisasi industri kecil dan menengah, menumbuhkan wiraswasta baru dan entrepreneur muda untuk membangun industri di negeri sendiri, sehingga riset dan sains ini menjadi tahu apa yang dibutuhkan. Dalam hal ini katanya, inovasi dibutuhkan. "Kalau itu terjadi, bangsa ini akan maju," ujarnya. (cha/jpnn)
DEPOK - Perhatian bangsa dan negara Indonesia terhadap pengembangan pendidikan sains dan teknologi dinilai masih sangat rendah dan masih harus ditingkatkan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Mendiktisaintek: Pendidikan Ampuh Mencegah Radikalisme dan Terorisme
- Fikom Universitas Pancasila Buka Prodi Magister Baru, Diminati Influencer
- Gandeng ITB, IDSurvey Kembangkan Green Leadership di Kalangan Mahasiswa
- Gelar Rektor Menyapa 2024, Universitas Mercu Buana Bagikan Beasiswa
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sampaikan Kabar Baik untuk Guru, Siap-Siap Saja
- Cikarang Listrindo Kembangkan SMKN 1 Babelan Menjadi Sekolah Keunggulan