Pengembangan Tiga Destinasi Wisata pakai Duit Utang
Tahun lalu sebenarnya pemerintah punya agenda besar untuk pengembangan 10 destinasi wisata baru yang kelasnya bisa mengimbangi Bali.
Namun, lantaran kebutuhan anggaran begitu besar hingga Rp 200 triliun, akhirnya diprioritaskan tiga destinasi saja.
Pengembangan itu dilakukan untuk menyedot hingga 20 juta turis pada 2019.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, Bank Dunia berkomitmen memberikan pinjaman USD 200 juta. Tanda tangan kontrak akan dilakukan sekitar Juni. Efektif pinjamannya Juli.
”Jadi sudah konfirmasi saya straight aja tanya tolong jawab di depan Pak Wapres, dan dia juga straight jawab bahwa World Bank komitmen untuk mewujudkan USD 200 juta,” jelasnya.
Dana dari pemerintah memang terbatas. Mereka mengalokasikan Rp 30 triliun dalam kurun lima tahun. Namun, itu pun dibagi untuk 10 destinasi.
Total kebutuhan pengembangan seluruh destinasi baru tersebut sebenarnya Rp 200 triliun. Sekitar Rp 100 triliun di antaranya menjadi tanggungan swasta.
Nah, bila pemeritah hanya mampu menyediakan Rp 30 triliun, berarti masih ada kekurangan Rp 70 triliun. (jun/c17/agm)
Wakil Presiden Jusuf Kalla memanggil perwakilan dari Bank Dunia (World Bank) dan para menteri untuk mengevaluasi realisasi pengembangan destinasi
- Resmi Meluncur, Doku Travel Fest Tawarkan Diskon Spesial Hingga 70 Persen
- Efek Aquabike Championship 2024 Penumpang Ferry di Danau Toba Melonjak 12,7%
- Cawalkot Yogyakarta Hasto Wardoyo Ingin Memoles Bantaran Sungai Jadi Destinasi Wisata
- Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 di Kawasan Danau Toba Harus Mampu Kembangkan Pariwisata dan Pertanian
- Siap Diresmikan Presiden, Brantas Abipraya Percantik Kawasan Wisata Borobudur
- Sambut World Tourism Day: Ini 3 Destinasi Wisata Berbasis Sustainable Tourism di Indonesia