Pengendara Moge Lebih Dilindungi, IPW: Berapa Biaya Pengawalan Diterima Polisi?
"Kalau mau jujur, apakah polisi berani membuka secara transparan berapa biaya pengawalan yang mereka dapat dari rombongan moge itu," timpal Neta.
IPW berharap elit-elit Polri bertindak adil, tidak diskriminatif dan jangan hanya membela arogansi pengendara moge. Sementara dalam konvoi takbiran Idul Fitri maupun Idul Adha, polisi cenderung "melarang", dengan cara membatasi, mengalihkan, dan menghalau. Bahkan, belakangan polisi melarang konvoi sahur on the road di kota-kota besar.
"Tapi untuk konvoi moge polisi begitu memprioritaskannya," tegasnya.
Belajar dari kasus Jogja ini Kapolri, Kakorlantas dan para kapolda harus mengingatkan aparaturnya agar jangan mau diperalat untuk memenuhi arogansi pengendara moge. Pengawalan moge harus ditata ulang dan dalam jumlah terbatas agar mereka tidak arogan.
Dan untuk kasus Jogja petugas dan Dirlantasnya perlu ditegur agar tidak lupa bahwa Jogja adalah kota wisata yang setiap libur panjang selalu padat dan macet sehingga tidak asal melakukan pengawalan terhadap moge.
"Kalau pun pengendara moge mau gaya-gayaan, mereka bisa melakukannya di Papua atau Kalimantan sehingga tidak mengganggu masyarakat pengguna jalan di kota-kota besar," pungkasnya.(boy/jpnn)
JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane memberi apresiasi pada Elanto Wijoyono pengendara sepeda di Jogja yang memprotes
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mendagri Tito Ungkap Ada Program Stunting Anggarannya Rp 10 M, tetapi Sampai ke Rakyat Rp 2 M
- Rawan Gangguan Keamanan di Sumbar, KAI Mewaspadai 6 Titik ini
- Mentrans Iftitah Minta PATRI Bersinergi dengan Tokoh-Tokoh Anak Transmigran
- Mantap! Bea Cukai Bontang Raih Predikat Zona Integritas Birokrasi Bersih dan Melayani
- Soroti Kasus Kekerasan Seksual Diselesaikan Lewat Pernikahan, Sahroni: Logika Keliru
- Dapat Hibah Kedaireka IRT-UM, LSPR Institute Tingkatkan Kualitas 2 Usaha Kopi