Pengerukan Sungai Banjar Dikritik
Kamis, 01 November 2012 – 01:24 WIB
Pengerukan yang dilakukan tanpa melihat faktor kelayakan lingkungan tersebut kini mengakibatkan sungai banjar melebar. Selain itu, juga menimbulkan abrasi sungai yang begitu besar yang semakin hari semakin menghantam pinggiran sungai, sehingga menimbulkan longsor. Sementara di atas pinggiran sungai terdapat perkebunan warga.
Baca Juga:
"Akibat pengerukan itu, juga timbulnya abrasi sungai. Olehnya, kami menilai pengerukan yang dilakukan perusahaan tersebut, sebaiknya dihentikan sebelum menimbulkan kerusakan lingkungan yang lebih besar dan lebih menyengsarahkan warga, dan kepada SKPD yang terlibat dalam kegiatan ini, kami harapkan secepatnya bertindak kembali melihat dan mengawasi layak tidaknya eksploitasi perusahaan tersebut" tegas Aes, sapaan akrabnya.
Ketua Fraksi Partai Demokrat ini, juga mengharapkan agar pihak perusahaan dan instansi teknis terkait, bisa melihat dan merasakan apa yang telah dialami warga. Sebab jika sejak awal faktor lingkungan dan manusia harus lebih menjadi dasar untuk melakukan ekploitasi pasti tidak akan terjadi seperti ini. "Kami dari dewan akan memediasi hal ini, termasuk membicarakan dampak yang telah dialami warga, karena saat ini akibat pengerukan tersebut sudah banyak warga yang mengeluh karena dirugikan dan menjadi korban dalam kegiatan itu," pungkasnya.(cdy)
TOUNA - Pengerukan pasir di Sungai Banjar, Desa Pusungi, Kecamatan Ampana Tete, Kabupaten Tojo Unauna (Touna) yang menimbulkan kerugian bagi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- CPNS Kemenag Kalsel 2024: Formasi Guru Akidah Akhlak Paling Banyak Pelamar
- Pekerja Migran Meninggal di Suriah, Keluarga: Dianiaya Majikan
- Bhabinkamtibmas Polsek Senapelan Sampaikan Pesan Damai Pilkada 2024 ke Rumah-Rumah Warga
- Polres Rohul Gelar Doa Bersama, Jalin Ukhuwah dan Jaga Kondusivitas Jelang Pilkada
- AKBP Kurnia Ajak Ulama dan Santri Jaga Keamanan-Ketertiban Jelang Pilkada di Meranti
- Alhamdulillah, Korban Kebakaran Pasar Karangkobar Terima Klaim Asuransi