Pengganti Novanto Sebaiknya Tak Berada di Kabinet
jpnn.com, JAKARTA - Pengganti Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar penting untuk tidak berada dalam kabinet pemerintahan yang ada. Karena untuk mengembalikan citra partai berlambang beringin yang tengah terpuruk saat ini, butuh pemimpin yang benar-benar fokus.
“Pemimpin yang baru juga harus bisa menekan intervensi dari luar dan bukan sosok yang hanya sekadar menggiring Golkar sebagai kendaraan politik pada Pemilihan Presiden 2019 mendatang,” ujar pengamat politik TB Massa Jafar, di Jakarta, Senin (27/11).
Direktur Program Doktoral Ilmu Politik Sekolah Pasca Sarjana Universitas Nasional Jakarta ini juga mengingatkan, pimpinan Golkar yang baru nantinya harus mampu membendung pengaruh kekuatan modal.
"Karena jika tidak, Golkar malah akan menjadi partai kartel. Jika ini terjadi, maka Golkar kehilangan momentum untuk berperan dan menjadi partai reformis,” ucapnya.
Menurut Jafar, Golkar penting untuk dapat bangkit. Jika tidak, krisis ke dua yang terjadi saat ini menjadi pembenaran sejarah, bahwa Golkar memang partai korup,” katanya.
Selain itu, jika Golkar tidak berubah maka bakal dicap sebagai partai yang selama ini menjadi alat bagi penguasa, yang tujuannya hanya untuk kepentingan pribadi dengan jalan menjarah kekayaan atau keuangan negara.(gir/jpnn)
Pemimpin yang baru juga harus bisa menekan intervensi dari luar dan bukan sosok yang hanya sekadar menggiring Golkar sebagai kendaraan politik pada Pilpres 2019
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Presiden Prabowo Terkesan dengan Bahlil Lahadalia, 3 Kali Ucap Kata Serius
- Keputusan Bahlil Dianggap Tepat Soal Penunjukan Ketua DPRD PBD
- Pakar Sebut Pergantian Ketum Golkar Seperti Fenomena Blitzkrieg
- Rocky Gerung Kritik Pernyataan Bahlil Soal Raja Jawa
- Bahlil soal Raja Jawa: Waduh, Ngeri-Ngeri Sedap Barang Ini
- Bukan Hanya Bahlil yang Mendaftar Calon Ketum Golkar, Oh Ternyata