Pengganti Strauss-Kahn di IMF, Pelobi Diunggulkan
Ekonom Neoliberal Tak Ngoyo Kampanye
Minggu, 29 Mei 2011 – 09:19 WIB
Dari segi kebijakan, Lagarde sepertinya tak akan banyak berbeda dari Strauss-Kahn. Dia bakal memberikan lebih banyak sentuhan Prancis pada lembaga internasional itu. Di antaranya, menggenjot belanja masyarakat seperti berlaku di Prancis, dan menciptakan wajah perekonomian dunia yang multipolar. Yakni, dengan memberikan lebih banyak peluang bagi Tiongkok dan negara-negara berkembang pada perekonomian internasional.
"Lagarde pasti melanjutkan konsep yang lebih dulu disemai Strauss-Kahn. Tetapi, dia akan membawa norma-norma ekonomi Prancis ke IMF melalui pendekatan Anglo-Saxon," kata Gilles Moec, ekonom senior pada Deutsche Bank. Selain Inggris dan Yunani, yang pasti mendukung karena banyak dibantu, Jerman mendukung pencalonan Lagarde sebagai managing director baru IMF.
Empat tahun memimpin kementerian keuangan Prancis, Lagarde tidak pernah memantik kontroversi. Selama ini, dia selalu patuh pada aturan yang diterbitkan pemerintah. Kesetiaannya bertahan pada jalur mainstream itu membuat mantan pengacara tersebut tak dikenal sebagai tokoh. Jadi, dia perlu sedikit kerja keras mengampanyekan pencalonan dirinya. Di negerinya pun, dia tak setenar Strauss-Kahn.
Agar publik lebih mengenalnya, perempuan berambut putih keperakan itu pun lantas mengagendakan perjalanan mancanegara. Wall Street Journal melaporkan bahwa hari ini (29/5) Lagarde akan tiba di Tiongkok. Dia berharap bisa memenangkan dukungan penuh pemerintahan Presiden Hu Jintao untuk duduk di kursi pimpinan IMF. Selain itu, dia akan melawat ke Brazil dan India, dua negara berkembang yang grafik perekonomiannya meningkat pesat.
NEW YORK - Ada beberapa nama yang saat ini beredar sebagai calon pengganti Dominique Strauss-Kahn. Di antaranya, Axel Weber, 53, mantan presiden
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer