Penggemar K-Pop di Indonesia Cukup Kuat untuk Jadi Agen Perubahan?
Selasa, 16 Februari 2021 – 13:40 WIB

Blackpink at the 2019 Coachella Valley Music and Arts Festival. (Getty/AFP)
"Di negara-negara Barat, mereka cenderung merupakan bagian dari komunitas minoritas, misalnya Afrika Amerika, atau Asia Australia," ujar dosen media dan musik di Universitas Macquarie ini.

Mau diajak berkampanye soal COVID-19
Seorang anggota ARMY di Kalimantan Selatan, Nony Safitri, merasakan manfaat dari gerakan penggalangan dana yang dilakukan penggemar K-Pop saat terjadi banjir di daerahnya.

Banjir besar yang melanda provinsi penghasil tambang dan perkebunan kelapa sawit itu menyebabkan Novy terjebak dalam rumahnya yang aliran listriknya sudah tidak menyala.
Ia memutuskan untuk meminta bantuan melalui media sosial.

Basis penggemar ARMY setempat langsung turun tangan mengatur "kebutuhan makanan dan lilin" untuk dikirim ke rumah Novy.
Inilah fenomena para penggemar K-pop di berbagai belahan dunia: menyuarakan dukungan kuat bagi gerakan Black Lives Matter (BLM), mempermalukan Donald Trump, hingga melontarkan kritik terhadap Pemerintah Thailand
BERITA TERKAIT
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Lantik 3.344 PPPK & 352 CPNS, Rudy Susmanto Pengin ASN Jadi Agen Perubahan
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan