Penggemar K-Pop di Indonesia Cukup Kuat untuk Jadi Agen Perubahan?

"Media sosial jelas memainkan peran besar," katanya.
"Saya sangat bersyukur telah menerima bantuan, karena selain mencintai idola kami, kami juga mencintai sesama anggota ARMY yang sudah seperti keluarga. Di manapun kami berada," ujarnya.
Menurut Nurul Sarifah dari Kpop4Planet, karena "pengaruh kuat" dari basis penggemar K-Pop, mungkin saja bila pemerintah Indonesia dapat memobilisasi mereka untuk mengkomunikasikan informasi tentang virus corona.
Saat ini jumlah kasus positif COVID-19 yang tercatat di Indonesia sudah mencapai 1,2 juta lebih, yang terbesar di Asia Tenggara.
Pemerintah Indonesia terus menghadapi kritik atas cara mengatasi pandemi COVID-19.
"Jika penggemar K-Pop diminta untuk berkampanye ... mereka dapat menggunakan bahasa yang nyambung dengan anak-anak muda," kata Nurul.
"Kami sangat bersedia menjadi garda terdepan untuk membantu pemerintah karena gerakan kolektif kami sangat kuat," ujarnya.
Membajak tagar politik di Twitter
Saat kampanye Pilpres Amerika Serikat pada tahun 2020, penggemar K-Pop dimobilisasi memesan tiket acara kampanye Donald Trump tanpa niat untuk hadir.
Inilah fenomena para penggemar K-pop di berbagai belahan dunia: menyuarakan dukungan kuat bagi gerakan Black Lives Matter (BLM), mempermalukan Donald Trump, hingga melontarkan kritik terhadap Pemerintah Thailand
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Lantik 3.344 PPPK & 352 CPNS, Rudy Susmanto Pengin ASN Jadi Agen Perubahan
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam