Penggugat Izin Masjid Bendigo di Australia Pantang Menyerah
Lokasinya terletak di Jalan Rowena Street di pinggiran kota.
Pemkot Bendigo memutuskan untuk memberikan izin tersebut pada Juni 2014. Namun sejak itu, muncul berbagai rangkaian gugatan terhadap keputusan pemberian izin ini.
Bahkan pihak dari luar Kota Bendigo pun pernah datang ke kota pedalaman yang tenang itu dan melakukan aksi demo menentang kehadiran masjid.
Kedua penggugat sejauh ini menyatakan telah menghabiskan dana 200 ribu dollar (sekitar Rp 2 miliar) untuk biaya gugatan. Kini mereka mencoba melakukan pengumpulan dana untuk membiayai aksinya.
Ratusan warga Bendigo yang tergabung dalam Believe in Bendigo mendukung kehadiran masjid di kota itu.
Namun, kebanyakan warga Bendigo justru tidak mempermasalahkan kehadiran masjid di kota mereka. Hal itu terlihat dari besarnya dukungan bagi aksi yang dimotori kelompok bernama Believe in Bendigo.
Kelompok ini dimotori oleh wanita pengusaha Margot Spalding, yang mengumpulkan tokoh agama, pemuka masyarakat dan kalangan bisnis di kota itu.
Pemimpin Gereja Anglikan di Bendigo John Roundhill termasuk salah seorang pendukung gerakan ini. "Orang luar yang datang ke Bendigo dan memprotes pembangunan masjid di sini sangat mengejutkan," katanya.
Dua warga yang menentang rencana pembangunan masjid di Kota Bendigo meminta perpanjangan waktu untuk bisa mengajukan kasasi di Mahkamah Agung Australia.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat