Pengguna Aplikasi Kencan di Australia Berharap Aturan Baru Akan Membuat Mereka Lebih Aman

Vanessa, seorang warga Indonesia yang tinggal di Melbourne mengaku sudah setahun mencari peruntungan untuk menemukan jodohnya di aplikasi kencan daring.
Ia meminta agar identitasnya dirahasiakan karena alasan pribadi.
Vanessa mengatakan pengguna aplikasi kencan di Australia "sedikit lebih baik" dibandingkan dengan di Indonesia.
"Orang-orangnya lebih chill di sini, mereka enggak begitu judge penampilan kita," katanya.
Tapi ia tetap merasa khawatir ketika diajak bertemu orang baru di aplikasi kencan. Perbedaan latar belakang budaya jadi salah satu penyebabnya.
"Jujur pasti ada rasa takut kalau diajak ketemuan."
"Pastinya selalu ada kekhawatiran tentang keamanan," katanya.
Sebuah survei yang dilakukan lembaga Australian Institute of Criminology dua tahun lalu menemukan tiga dari empat warga Australia mengaku pernah menjadi korban kekerasan seksual yang difasilitasi oleh aplikasi kencan.
Berkenalan dengan orang lewat aplikasi kencan bisa menyenangkan, tapi juga berbahaya
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?
- Timnas Basket Indonesia Coba Manfaatkan Kecepatan saat Jumpa Australia
- Dunia Hari Ini: Pesawat Delta Air Terbalik, Tak Ada Korban Jiwa
- PT Valbury Asia Futures Luncurkan Fitur Smart Order, David Gunawan Beberkan Keunggulannya
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Sembilan Tewas karena Banjir di Amerika Serikat