Pengguna Aplikasi Kencan di Australia Berharap Aturan Baru Akan Membuat Mereka Lebih Aman

Untuk menurunkan angka ini, pemerintah Australia menyusun 'code of conduct' untuk membuat aplikasi kencan lebih aman bagi penggunanya.
Diharapkan enam bulan dari sekarang, aplikasi kencan seperti Tinder, Hinge, dan lainnya bisa memiliki sistem dalam mendeteksi risiko yang mungkin membahayakan penggunanya, menindak penggunanya yang melanggar aturan, serta melindungi penggunanya dari pelecehan dan kekerasan.
Tak semua pengguna bisa mengerti
Tesa Rudangta, seorang warga Indonesia yang tinggal di Adelaide, menyadari perbedaan budaya kadang membuatnya khawatir ketika menggunakan aplikasi kencan di Australia.
"Waktu saya pakai dating app di Melbourne, kebanyakan match up nya sama orang-orang Asia gitu, jadi kebudayaannya ... enggak terlalu beda banget," katanya.
"Di Adelaide lebih banyak match sama orang-orang lokal, dan mereka itu lebih open [terbuka] kali ya, pertama ketemu udah bisa hugging [berpelukan]."
Ketika ia merasa tidak nyaman dengan kontak fisik, Tesa berani mengutarakan kepada teman kencannya.
"Rata-rata cowok yang aku match up enggak akan gandeng tangan atau gimana, kalau saya enggak oke," katanya.
"Saya kasih tahu kalau saya orangnya slow to date, butuh waktu untuk menjadi nyaman," katanya.
Berkenalan dengan orang lewat aplikasi kencan bisa menyenangkan, tapi juga berbahaya
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Krisis Telur, Sampai Terpaksa Impor
- Pemerintah Australia Umumkan Anggaran Baru, Ada Kaitannya dengan Migrasi