Pengguna KRL Commuter Line Keluhkan Tiket Elektronik
Senin, 27 Mei 2013 – 00:44 WIB
DEPOK - Uji coba penerapan e-ticketing oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) sampai 1 Juni 2013 nanti membuat ratusan penumpang di Stasiun Depok Baru menemui masalah. Mereka terpaksa antre cukup lama, bahkan ada yang marah-marah kepada petugas pengamanan yang menjaga pintu get in dan get out saat sosialisasi tiket elektronik itu diberlakukan. Lian menambahkan, di setiap loket tiket tidak ada satu pun petugas mempertanyakan kepada penumpang stasiun tujuan yang hendak dituju. Justru, petugas menanyakan tujuan keberangkatan saja. Seperti tujuan Manggarai, Depok dan Bogor saja. Namun, petugas tak menanyakan tujuan stasiun yang hendak dituju penumpang.
Itu karena dua pintu get out tidak berfungsi alias rusak. Selain itu, ada juga kasus tiket yang dibeli tidak bisa masuk ke dalam alat e-ticketing lantaran tidak sesuai dengan tempat tujuan. Bahkan, petugas keamanan harus membawa dua alat pendeteksi kartu agar antrean penumpang yang turun dari kereta api tidak mengular.
Baca Juga:
"Macet dan kartunya tidak bisa masuk. Jadi kami kesulitan dengan e-ticketing ini. Coba kalau pakai tiket manual lebih mudah. Petugas juga bilang tiketnya harus sesuai tujuan, kalau tidak mana bisa keluar. Sangat menyulitkan," terang Lian Anggara, 44, salah satu penumpang KRL Commuter Line jurusan Jakarta dan Depok kepada INDOPOS, di depan pintu get out Stasiun Depok Baru, Minggu (26/5).
Baca Juga:
DEPOK - Uji coba penerapan e-ticketing oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) sampai 1 Juni 2013 nanti membuat ratusan penumpang di Stasiun Depok Baru
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS