Penggunaan AI pada Asta Cita Prabowo Disebut Bisa Kerek 8 Persen Ekonomi Indonesia
"Misalnya, bagaimana cara mendapatkan subsidi pupuk? Itu bisa dijawab oleh AI," ujarnya.
Namun, Ajar Edi juga mengingatkan bahwa untuk mengembangkan AI tidak boleh berhenti belajar dan belajar guna memberikan pasokan data.
Dia juga berharap Asta Cita Center dengan kualitas dan kuantitas SDM diharapkan bisa menangkap peluang ini.
"Harapannya kita bisa membangun AI Indonesia. Termasuk bahasanya juga bahasa Indonesia," kata dia.
Menurutnya, peluang lain pengembangan AI di Indonesia juga dilakukan dengan memperkuat kolaborasi mengisi kekurangan talenta digital.
"Kalau Ansor bisa mengajak industri ketemu kampus, itu bisa dibuat tim lalu Ansor masuk ke sana jadi expert. Di dalamnya Ansor juga bisa menjaga Etik AI seperti tidak bias, tidak melanggar HAM, dan lain-lain. Itu Ansor bisa berperan," jelasnya.
Sementara itu, Pakar Pertahanan dan Keamanan Anton Ali Abbas melihat Indonesia berpeluang besar mengembangkan AI dengan gaya kepemimpinan Prabowo yang percaya dengan ilmiah dan ilmu pengetahuan.
"Kalau saya mencermati Prabowo ini tegas, tetapi dia ini bisa menerima masukan yang sifatnya ilmiah, akademik," kata dia.
Senior Vice President, Government Affairs Indosat, Ajar Edi memprediksi potensi kecerdasan artifisial (AI) bisa menggerek 8 persen ekonomi nasional
- Kementerian BUMN Gelar Workshop Penggunaan AI Dalam Komunikasi Media Sosial
- Polri Disarankan Rekrut Polisi Ahli IT Untuk Hadapi Tantangan Kemajuan Teknologi
- Lewat AI BTN Tingkatkan Kualitas SDM
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Menkominfo: AI Membantu UMKM di Berbagai Tahap
- Fasset dan Indosat Hadirkan Hadiah Bitcoin untuk Para Investor