Penggunaan Robot Militer Pembunuh Dikritisi
Jumat, 31 Mei 2013 – 12:55 WIB
Dalam ringkasan laporan setebal 22 halaman, Heyns mengatakan penyebaran Lars dalam perang tidak dapat diterima karena tidak ada sistem yang memadai dan pertanggungjawaban secara hukum. "Apalagi robot tidak berhak menentukan hidup dan matinya manusia," tegasnya.
Human Rights Watch sendiri mengkoordinasi kampanye menghentikan penggunaan teknologi Robot Pembunuh. "AS dan negara lainnya harus mendukung dan melaksanakan panggilan PBB untuk menghentikan rencana penggunaan robot pembunuh di militernya," lanjutnya.
Kemungkinan adanya pemakaian Lars menimbulkan kekhawatiran jauh tentang perlindungan manusia selama perang dan perdamaian. Pemakaian robot pembunuh dalam perang, berarti menyerahkan kepada mesin untuk mengambil keputusan tentang siapa yang harus hidup atau mati. "Ini dengan mudahnya memicu perang antar negara," sambungnya.
Selama ini, diketahui Amerika dan sekutunya Israel, telah menemukan teknologi ini dan menganggapnya menarik karena pengambilan keputusan oleh manusia seringkali jauh lebih lambat dibandingkan dengan robot, dan pemikiran manusia dapat ditutupi oleh emosi. (Esy/jpnn)
JENEWA--Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diminta melarang penggunaan "robot pembunuh" dalam dunia militer. Usulan penolakan ini akan dibahas
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer