Penghasilan Bisa Ratusan Ribu bahkan Jutaan Rupiah per Hari, tapi…

Jadi dalam seminggu para guru mengadakan setidaknya 1-2 kali makan bubur kacang hijau bersama, khususnya untuk kelas awal yakni kelas 1-3.
“Mereka ini kan yang susah mencari makanan sendiri. Kalau yang besar sudah bisa sendiri. Dulunya makanan tambahan dari Dispendasbud masih ada. Namun dalam tahun ajaran ini sudah tidak ada,” jelas Yacob.
Dengan adanya makanan tambahan bubur itu, semangat anak-anak masuk kelas semakin membaik. Demikian juga kemampuan literasi semakin meningkat, meski tidak terlalu signifikan.
Bahkan anak-anak juga diminta ambil bagian dengan membawa kayu bakar, sebab bubur yang dimasak juga jumlahnya lumayan banyak.
“Kita tidak umumkan kapan makan bubur, sehingga mereka akan lebih rajin. Kalau jumlah kehadiran menurun, kita akan umumkan lagi. Dan anak-anak datang lagi,” papar para guru.
Di SD YPPK St Linus Ipaya, dari hasil pengamatan tes membaca di kelas awal 1-3, kemampuan mereka sedikit meningkat jika dibandingkan dengan SD YPPK St Fransiscus Xaverius Kawar.
“Program makan bubur kacang hijau ini akan terus kami lakukan ke depan. Meski dana kadang terbatas tapi demi anak-anak, hal itu akan kita terus adakan,” ujar Yacob.
Hal lain yang diserukan adalah mengumumkan kepada orang tua lewat mimbar gereja, agar orang tua mendorong anak-anaknya bersekolah. Juga menyediakan makanan pagi dan siang bagi anak-anak, agar mereka lebih betah di sekolah.
Kehidupan Suku Kamoro tidak bisa terlepas dari 3S yakni sungai, sagu, sampan. Apa hubungannya dengan rendahnya kehadiran murid-murid di sekolah seperti
- Mabes TNI Tuding KKB yang Bantai Pendulang Emas Lakukan Propaganda
- 11 Pendulang Emas Tewas Diserang KKB Papua, Pemerintah Fokus Evakuasi Korban
- Budi Gunawan Kutuk Aksi KKB Membantai 11 Pendulang Emas di Yahukimo
- Bantai 11 Pendulang Emas, OPM Kirim Pesan untuk Presiden Prabowo Subianto
- Bawa 50 Paket Ganja, Calon Penumpang Pesawat Ditangkap di Bandara Sentani Papua
- 2 Orang Ini Selamat dari Kebiadaban KKB