Penghasilan Semakin Tipis Sejak Terusir dari GBK

jpnn.com - JAKARTA - Sejak terusir dari Stadion Utama Gelora Bung Karno akibat proyek renovasi Asian Games 2018, Persija Jakarta mengalami kerugian finansial yang cukup besar.
Pasalnya, tim berjuluk Macan Kemayoran ini jadi terpaksa menjalani laga kandang di stadion dengan kapasitas yang jauh lebih kecil dan lokasinya jauh dari ibu kota.
Alhasil, jumlah penonton surut, pemasukan dari hasil penjualan tiket pun otomatis menyusut.
Kemalangan tim kebanggaan warga ibu kota tak berhenti di situ. Kini Persija harus kembali mengelus dada lantaran tiga laga kandang mereka yang tersisa di ajang ISC A dipastikan tanpa penonton.
“Kita sudah terusir di Jakarta, belum lagi di tiga laga terakhir kita mendapatkan sanksi tak boleh disaksikan penonton. Jelas, jika dilihat dari tiga laga penonton itu kita tak ada pemasukan,” ucap Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persija Bobby Kusumohadi, Selasa (29/11).
Kerugian yang dialami Persija tidak dibeberkan secara rinci. Pihak tim Macan Kemayoran hanya membeberkan perbandingan pemasukan tiket saat bertanding di Jakarta dengan Solo.
“Selama kami berlaga di Jakarta, dari semua pertandingan itu kami mampu meraih Rp 7 miliar. Berbeda dengan di Solo,” tegas dia.
Tawaran untuk membangun stadion beberapa kali tercetus. Salah satu calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono menjanjikan pembangunan stadion dan fasilitas untuk Persija.
JAKARTA - Sejak terusir dari Stadion Utama Gelora Bung Karno akibat proyek renovasi Asian Games 2018, Persija Jakarta mengalami kerugian finansial
- Menpora Dito Punya Harapan Besar Terhadap Kepengurusan Baru BWF
- Kabar Kurang Sedap dari Tim Bulu Tangkis Indonesia Menjelang Sudirman Cup 2025
- NBA Playoffs: Curry 31 Poin, Warriors Pukul Rockets
- Ucap Salam Perpisahan dengan Sabah FC, Saddil Ramdani Balik ke Indonesia?
- Perpisahan Pahit Kevin Diks dengan FC Copenhagen
- MotoGP 2025: Marc Marquez, Harmoni Pembalap Hebat dan Motor yang Tepat