Penghentian Kapal Penangkap Ikan Ilegal Tingkatkan Jumlah Nelayan Kecil RI

Penghentian Kapal Penangkap Ikan Ilegal Tingkatkan Jumlah Nelayan Kecil RI
Penghentian Kapal Penangkap Ikan Ilegal Tingkatkan Jumlah Nelayan Kecil RI

Puluhan ribu rumah tangga telah kembali menangkap ikan untuk hidup, dan kuning tuna besar terlihat kembali di dekat pantai dan ditangkap oleh nelayan skala kecil.

Menteri Susi bertujuan untuk meningkatkan jumlah usaha perikanan skala kecil kembali ke 1,6 juta. Rantai pasokan untuk ekspor yang sudah ada dalam bisnis ini, sedang direvitalisasi.

Dengan minyak, pertambangan, penebangan dan industri pertanian Indonesia yang menurun atau berjuang untuk mencapai lebih dari rata-rata pertumbuhan, semua mata kini tertuju pada perikanan.

"Satu-satunya harapan bagi bangsa ini adalah lautan," kata Susi di depam hampir 600 delegasi dari negara-negara Pasifik kecil, serta negara perikanan besar seperti China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Eropa.

Tuna bermigrasi ribuan kilometer melalui perairan banyak negara.

"Kami mengambil langkah yang sangat sulit dan sangat kuat. Ini adalah demi kebaikan bangsa kami dan kawasan kami, tak hanya bagi kami di sini," terang Menteri Susi.

Indonesia, baru-baru ini, menandatangani kesepakatan dengan Australia dan Papua Nugini untuk bekerja lebih erat dalam memerangi penangkapan ikan ilegal.

Namun Komisi Tuna Pasifik, yang menetapkan aturan untuk perikanan terbesar di dunia, membuat keputusan dengan konsensus dan pertemuan di Bali ini gagal untuk mengambil langkah-langkah baru untuk melindungi spesies –yang bahkan terlalu sering ditangkap.

Kecenderungan untuk meledakkan kapal penangkap ikan ilegal telah membuat Menteri Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti, menjadi anggota kabinet paling

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News