Pengikut Ahmadiyah Sempat Melawan
Senin, 07 Februari 2011 – 09:37 WIB

Korban yang diduga dari pengikut aliran Ahmadiyah tengah menjalani perawatan di RSU Sari Asih, Serang, usai mengalami penganiayaan di daerah Cikeusik, Pandeglang. Fot: Yan Cikal/Radar Banten
Secara terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH Said Aqil Siradj mengutuk keras aksi penyerangan terhadap anggota Ahmadiyah tersebut. Said mengatakan. secara akidah, kalangan Islam, termasuk NU, tidak membenarkan ajaran Ahmadiyah karena menyimpang. Namun, tidak berarti tindakan semena-mena boleh dilakukan terhadap anggota Ahmadiyah. ’’Tidak ada kekerasan yang dibenarkan. Kalau dicaci maki, dipukuli, dibunuh, diusir, dan rumahnya dirusak, mereka akan semakin fanatik,’’ jelas dia.
Said mengatakan, solusinya ialah mengajak jamaah Ahmadiyah kembali ke Islam yang benar melalui dialog. Said optimistis, anggota Ahmadiyah bisa menerima dengan baik ajakan untuk kembali ke ajaran Islam jika pemahaman mereka diluruskan. ’’Jika nabi palsu Mushaddeq saja bertobat mengakui kekeliruannya, mereka pasti bisa,’’ jelas dia.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) H Amidhan menambahkan, kekerasan yang terjadi itu disebabkan pemerintah tidak tegas memberlakukan surat keputusan bersama (SKB) tentang pembubaran Ahmadiyah. Menteri Agama tidak kunjung membubarkan Ahmadiyah dan tidak melakukan pengawasan terhadap aktivitas Ahmadiyah. Padahal, seharusnya jamaah Ahmadiyah mematuhi SKB pemerintah dan membubarkan diri dengan legawa. Tentunya, pemerintah harus menindak mereka yang menolak membubarkan diri.
’’Telah ditetapkan bahwa Ahmadiyah tidak boleh mengajarkan ajarannya. Namun, kenyataannya, Ahmadiyah tetap mengajarkan ajarannya,’’ kritik dia. Menurut Amidhan, SKB yang tidak dilaksanakan dengan tegas memicu keresahan warga. Apalagi, aktivitas Ahmadiyah terus dilakukan dan ketika beraktivitas mereka kerap dilindungi polisi.
PANDEGLANG–Di tengah pencanangan Pekan Kerukunan Antarumat Beragama Sedunia di Istora Senayan, Jakarta, kekerasan atas nama agama terjadi di
BERITA TERKAIT
- Saksi Mengaku Hanya Berasumsi Ada Uang Suap dari Hasto
- Pemprov Jateng Usulkan Gunung Slamet Jadi Taman Nasional Demi Konservasi Lingkungan
- Ribuan Umat Katolik Hadiri Misa Requiem Paus Fransiskus di Katedral Jakarta
- Peduli Sesama, Yayasan Peduli Anak Bangun Pusat Kesejahteraan di Sumbawa
- TTC AgriS dan Sungai Budi Tingkatkan Kerja Sama Strategis Vietnam-Indonesia
- Bikin Surat Lagi, Hasto Kian Yakin Perkara yang Menjeratnya sebagai Pengadilan Politik