Pengikut Dimas Bertahan di Tenda-tenda, Menunggu Perintah Gaib

Pengikut Dimas Bertahan di Tenda-tenda, Menunggu Perintah Gaib
Tenda-tenda para pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Foto: Jawa Pos/Radar Bromo/JPNN.com

Hingga penangkapan Dimas Kanjeng 22 September lalu, pengikut padepokan diklaim mencapai 23 ribu orang. 

Berdasar penelusuran Jawa Pos, padepokan berkembang tidak dari uang gaib yang didatangkan Dimas Kanjeng dalam satu malam, melainkan dibangun tahap demi tahap. Seperti halnya pengembangan organisasi massa yang bertumpu pada banyaknya pengikut. 

Artinya, semakin banyak orang yang datang dan berkumpul, tentu saja perputaran uang di sana akan semakin besar pula. 

Misalnya, untuk makan saja, kata Hermanto, dalam sehari para pengikut Dimas Kanjeng harus mengeluarkan uang sedikitnya Rp 30 juta. 

’’Itu baru urusan makan. Belum kebutuhan sehari-hari lainnya,’’ terang dia. 

’’Dalam sebulan, perputaran uang di sini bisa mencapai lebih dari Rp 3 miliar,’’ imbuhnya.


Para pengikut setia Dimas Kanjeng yang hingga kini bertahan di tenda-tenda mengaku tidak akan meninggalkan padepokan bila tidak ada perintah dari guru spiritual mereka. 

’’Saya tidak akan pergi sebelum ada perintah gaib dari guru saya,’’ kata Nasrudin, warga asal Indramayu yang sudah beberapa bulan tinggal di kompleks padepokan. 

DIMAS Kanjeng Taat Pribadi telah berstatus sebagai tersangka kasus pembunuhan dan penipuan. Namun, masih banyak pengikutnya bertahan di tenda-tenda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News