Pengin Cantik Rogoh Rp 30 Juta, Eh...Pipi Sebelah Malah Turun

Pengin Cantik Rogoh Rp 30 Juta, Eh...Pipi Sebelah Malah Turun
dr Wilma sedang memberikan penjelasan kepada pasiennya di klinik kecantikan Miracle, Selasa (19/4). Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos

"Kalau memang kuning, menurut saya itu lemak. Tapi pada saat disuntikkan ke dia, tidak tahu itu apa," ujar dr Wilma saat ditemui di Klinik Kecantikan Miracle beberapa waktu yang lalu. 

Permasalahan dagu sudah selesai. Namun, tidak demikian dengan pipinya. Ternyata, tarikan pipi menjadi tidak sama karena ia pernah melakukan operasi hidung di Jakarta. Sayang, operasi itu tidak berhasil. Ia ingin hidungnya mancung tapi setelah operasi malah jadi bengkok dan miring ke samping.

Dr Wilma menyarankannya kembali ke Jakarta untuk membuang silikon yang memadati hidungnya. Perempuan muda itupun menurut. Ia kembali ke Batam setelah hidungnya normal.

Sekarang, fokus dr Wilma hanya pada pipi. Ia akan membuang lemak pada pipi pasien dengan cairan tertentu. Barulah kemudian ia memasang benang di beberapa bagian wajah pasien.

"Wajahnya sudah bagus sekarang tapi memang tidak bisa kembali seperti semula," kata dr Wilma.Apa yang perempuan muda itu alami mungkin bagian terburuk dari sebuah obesesi kecantikan. Tentu tidak satupun perempuan menginginkannya. Tapi kenyataannya, tidak satupun perempuan juga yang berhenti bermimpi untuk menjadi cantik. Namun, standar 'cantik' setiap perempuan tidaklah sama. 

Dunia bisa saja menetapkan standar cantik bagi seorang perempuan. Seperti misalnya, wajah berbentuk V-shape, berkulit putih, berhidung mancung, berpipi tirus dengan tulang pipi menonjol, serta yang berdagu lancip. Tapi setiap perempuan bisa menetapkan standar yang lebih tinggi dari itu.

Dr Wilma mengakuinya. Ia sering mendapati pasien yang masih ingin memutihkan wajahnya meski, sebenarnya, kulit pasien itu sudah cukup untuk dibilang putih. Ia juga sering mendapati pasien yang meminta koreksi wajah meski, menurutnya, bentuk wajah pasien itu sudah oke.

"Orang sudah cantik itu nggak bisa lebih cantik lagi. Kalau kita terlalu gimana malah nanti jadi muncul efek samping," ujar dokter yang meraih gelar S2 Anti Aging di Universitas Padjadjaran itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News