Pengkhianatan G30S/PKI: Film Paling Banyak Ditonton yang Dianggap Alat Cuci Otak Anak Indonesia

Pengkhianatan G30S/PKI: Film Paling Banyak Ditonton yang Dianggap Alat Cuci Otak Anak Indonesia
Syubah Asa memerankan tokoh DN Aidit dalam film Pengkhianatan G30S/PKI buatan PPFN. Foto: YouTube

jpnn.com - Film Pengkhianatan G30S/PKI selalu menjadi perbincangan setiap penghujung September.

Pada dasawarsa terakhir masa kekuasaan Orde Baru, film yang disutradarai sineas Arifin C Noer itu merupakan tontonan wajib setiap 30 September.

Buku ‘Krisis dan Paradoks Film Indonesia’ yang ditulis Garin Nugroho & Dyanda S. Herlina mendedahkan kebijakan politik represif pemerintahan Orde Baru sangat memengaruhi berbagai sektor kehidupan, termasuk perfilman nasional.

"Kekuatan kepemimpinan Soeharto dibangun atas dasar penciptaan musuh bersama, yakni antikomunis dan antiradikalisme agama," demikian tulisan dalam buku keluaran Penerbit Buku Kompas itu.

Pada masa Orde Baru, terdapat sejumlah film pesanan penguasa saat itu.

Film bertema antikomunis pada masa kekuasaan Soeharto, antara lain, Pengkhianatan G30S/PKI, Djakarta 1966, dan Operasi Trisula: Penumpasan Sisa-Sisa PKI di Blitar Selatan.

Namun, Garin dan Dyna mencatat film antikomunisme paling kontroversial ialah Pengkhianatan G30S/PKI.

Dokudrama berisi tafsir penguasa Orba atas peristiwa 30 September 1965 itu diproduksi oleh Pusat Produksi Flm Negara (PPFN).

Film Pengkhianatan G30S/PKI disebut paling banyak ditonton serta dianggap alat cuci otak anak Indonesia masa Orde Baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News