Pengorbanan Rio Haryanto: Dulu Kaya Boboho, Kini Leher Sekuat Petinju

Pengorbanan Rio Haryanto: Dulu Kaya Boboho, Kini Leher Sekuat Petinju
Rio Haryanto. FOTO: Wahyudin/Jawa Pos

Anggaran Manor musim ini dikabarkan mencapai EUR 120 juta atau setara dengan Rp 1,72 triliun. Teknologi yang digunakan Manor juga nomor wahid. Mesin mobil yang dipakai Rio sama persis dengan yang digunakan juara dunia Lewis Hamilton (Mercedes).

Fans Kimi Raikkonen itu cuek saja dengan segala hal miring mengenai dirinya. Sampai tahapan menjadi pembalap F1, dia telah berkorban banyak hal. Kalau kemudian terganggu dengan hal-hal yang tidak semestinya, konyol sekali, kan? 

Putra mantan pembalap nasional Sinyo Haryanto itu menekuni gokar sejak usia enam tahun. Cowok kelahiran 22 Januari 1993 tersebut kemudian merintis karir internasional pada 2008. 

Sejak saat itu, kehidupannya berubah. Latihan demi latihan dia jalani untuk bisa kompetitif di lintasan balap.

Dennis van Rhee adalah salah seorang yang merekam perjalanan karir Rio. Pria asal Belanda itu menjadi trainer pribadi Rio sejak 2008. Dia mempersiapkan latihan fisik sekaligus memberikan advis terkait dengan teknik balapan. 

"Rio itu dulu seperti Boboho (tokoh film Mandarin yang populer pada 1990-an, Red). Badannya gendut," kenang Van Rhee tentang pertemuannya dengan Rio nyaris delapan tahun silam. 

"Kalau bukan anak yang disiplin, fokus, dan pekerja keras, saya tidak yakin Rio akan seperti saat ini," jelasnya. Cerita bahwa Rio berbadan gendut semasa duduk di sekolah dasar dibenarkan oleh keluarganya.

Bobot badan berlebih tentu saja "diharamkan" dalam balapan formula. Selain memberatkan buat mobil, secara fisik sang driver juga tidak akan mampu menghadapi tantangan dengan tubuh seperti itu. 

Sejak merintis karir balap internasional pada 2008 silam, pembalap muda Rio Haryanto tidak bisa menghabiskan waktunya seperti anak-anak muda kebanyakan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News