Pengorbanan Rio Haryanto: Dulu Kaya Boboho, Kini Leher Sekuat Petinju

Pengorbanan Rio Haryanto: Dulu Kaya Boboho, Kini Leher Sekuat Petinju
Rio Haryanto. FOTO: Wahyudin/Jawa Pos

Di Formula 1, endurance pembalap harus mirip atlet maraton. Jantungnya akan dipacu 170-200 beats per minute (bpm) selama 1,5 jam perlombaan. 

Lehernya harus sekuat petinju karena G-force mobil F1 begitu besar. Kalau tidak, dua lap saja, lehernya bisa terkilir. Padahal, seorang pembalap F1 harus berlomba dalam 50-an lap. 


"Rio melatih fisiknya dengan sangat keras sejak delapan tahun lalu," ungkap Van Rhee. "Sejak masih ABG (anak baru gede, Red), dia berlatih empat jam sehari, lima hari dalam sepekan. Itu dilakukan selama bertahun-tahun. Saya tidak yakin ada anak lain yang kuat menjalani rutinitas latihan Rio," lanjut dia. (*)


Sejak merintis karir balap internasional pada 2008 silam, pembalap muda Rio Haryanto tidak bisa menghabiskan waktunya seperti anak-anak muda kebanyakan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News