Pengorbanan Rio Haryanto: Dulu Kaya Boboho, Kini Leher Sekuat Petinju
Kamis, 03 Maret 2016 – 17:58 WIB

Rio Haryanto. FOTO: Wahyudin/Jawa Pos
Di Formula 1, endurance pembalap harus mirip atlet maraton. Jantungnya akan dipacu 170-200 beats per minute (bpm) selama 1,5 jam perlombaan.
Lehernya harus sekuat petinju karena G-force mobil F1 begitu besar. Kalau tidak, dua lap saja, lehernya bisa terkilir. Padahal, seorang pembalap F1 harus berlomba dalam 50-an lap.
"Rio melatih fisiknya dengan sangat keras sejak delapan tahun lalu," ungkap Van Rhee. "Sejak masih ABG (anak baru gede, Red), dia berlatih empat jam sehari, lima hari dalam sepekan. Itu dilakukan selama bertahun-tahun. Saya tidak yakin ada anak lain yang kuat menjalani rutinitas latihan Rio," lanjut dia. (*)
Sejak merintis karir balap internasional pada 2008 silam, pembalap muda Rio Haryanto tidak bisa menghabiskan waktunya seperti anak-anak muda kebanyakan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu