Pengrajin Tempe Kembali Mengadu
Kamis, 09 Agustus 2012 – 13:35 WIB
KOTABARU – Sejumlah pengrajin tempe dari Jambi Timur kemarin kembali mengadukan nasib mereka. Kali ini, DPRD Kota Jambi menjadi tempat mereka menyampaikan keluh kesahnya. Sekitar dua puluh pengrajin yang mewakili 95 KK pengrajin tempe kemarin kembali mengeluhkan mahalnya harga kedelai yang biasa mereka gunakan sebagai bahan baku pembuat tempe.
Mahbup, juru bicara para pengrajin tempe ini kemarin mengatakan biasanya harga kedelai yang mereka beli adalah Rp 6000, namun sudah dua bulan ini harganya Rp 8000 perkilonya. “Artinya, mengalami kenaikan harga 40 persen. Sedangkan kedelai dari awal diolah hingga menjadi tempe kami menjualnya denagn keuntungan cuman 25 persen. Artinya kami harus nombok sebanyak 15 persen,” paparnya dihadapan Komisi B DPRD Kota Jambi yang menerima pengaduan mereka.
Baca Juga:
Mahbup mengatakan, mereka mengadu kepada DPRD Kota Jambi ini untuk mengupayakan agar harga kembali stabil. Meskipun mereka tau, bahwa mahalnya harga kedelai ini sudah terjadi di seluruh Indonesia. “Iya kami tau itu, tapi minimal kita sudah punya upaya untuk minta bantuan, makanya kami mengadu ke dewan,” katanya.
Menurutnya, rata-rata produksi masing-masing KK pengrajin tempe adalah 1 kwintal perhari. “Kalau keseluruhan ada 10 ton produksi sehari untuk tempe saja. Untuk tahu ada 7 ton perhasi,” katanya. Biasanya, dengan hargan kedelai Rp 6000 per kilogramnya, dari 1 kwintal kedelai tersebut mereka bisa menjual seharga Rp 750 ribu. Namun, keadaan berubah semenjak harga kedelai melambung tinggi. Jangankan mendapat untung, para pengrajin ini masih nombok sebesar Rp 50 ribu perharinya.
KOTABARU – Sejumlah pengrajin tempe dari Jambi Timur kemarin kembali mengadukan nasib mereka. Kali ini, DPRD Kota Jambi menjadi tempat mereka
BERITA TERKAIT
- Wamenaker Immanuel Ebenezer Ingin Negara Selalu Hadir Memajukan Industri Musik
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Kembalikan Kejayaan Industri Karet Nasional, PTPN Group Siapkan Strategi Revitalisasi
- Bea Cukai Cegah Peredaran Rokok Ilegal di Jabar Lewat Langkah Kolaboratif dengan Pemda
- ASDP Maksimalkan Layanan Penyeberangan Jawa-Bali untuk Menyambut Natal dan Tahun Baru
- Ini Alasan Pemerintah Tak Naikkan CHT dan Lakukan HJE Rokok di 2025