Penguatan Rupiah Masih Bisa Terhambat
jpnn.com, JAKARTA - Rupiah perlahan menguat ke Rp 13.500 per dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan Jumat (3/11).
Hal itu disinyalir terjadi karena penunjukan Jerome Powell sebagai ketua Bank Sentral AS (The Fed).
Dalam beberapa hari terakhir, kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) sempat melemah hingga level terendahnya di Rp 13.630 per USD.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengatakan, penunjukan Powell oleh Presiden AS Donald Trump membuat pasar berharap terjadi komunikasi yang baik antara The Fed dan bank-bank sentral lain di dunia.
”Jerome Powell dikenal sebagai sosok yang baik kepribadiannya. Harapannya, ada komunikasi yang baik seperti pada saat Janet Yellen (memimpin The Fed, Red), jadi tidak ada kebijakan yang tiba-tiba (dikeluarkan),” katanya kemarin.
Sementara itu, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyatakan, dalam jangka pendek hingga akhir tahun, rupiah sebetulnya masih berpotensi melemah di kisaran Rp 13.500 hingga Rp 13.600 per USD.
Penyebabnya, risiko fiskal yang meninggi lantaran potensi penerimaan pajak yang rendah.
Sementara itu, dari eksternal, ada ekspektasi pasar mengenai rencana kenaikan suku bunga The Fed pada Desember 2017 mendatang.
Rupiah perlahan menguat ke Rp 13.500 per dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan Jumat (3/11).
- Rupiah Melemah Karena Penggeledahan di BI? Misbakhun Angkat Suara
- Rupiah Anjlok Lagi, Per USD Tembus Rp 16.313
- Rupiah Melemah Lagi, Misbakhun: Tidak Ada Hubungannya dengan Penggeledahan KPK di Kantor BI
- Pemerintah Sebar Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru
- Sambut Natal & Tahun Baru, BI Menyediakan Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun
- Malam-malam, KPK Menggeledah Kantor BI, Ada Kasus Korupsi Apa?