Penguatan Tani Santri dan Santri Tani
Oleh: Harvick Hasnul Qolbi

jpnn.com - Kita sedang dihebohkan dengan keputusan Nahdlatul Ulama (NU) menerima konsesi tambang dari pemerintah. Sebagian kalangan mengkritik habis langkah NU, sebagian lain mendukung.
Sebagai nahdiyin, dan insyaallah akan terus demikian, saya memilih untuk netral saja.
Kedua pihak pasti punya pertimbangan kuat menyikapi keputusan NU yang saya yakini, meskipun beda sikap tapi berangkat dari perasaan yang sama: menyayangi NU.
Memang bukan maksud tulisan saya kali ini membahas tentang keputusan PBNU dalam perkara konsesi tambang.
Saya hendak membahas potensi terbesar kaum sarungan atau santri bagi pembangunan bangsa ini, yang ironisnya kerap dipandang sebelah mata yaitu: pertanian.
Agar mampu mendapat indikator yang solid tentang potensi ini, mari kita gunakan ukuran kebesaran NU sebagai rumah besar santri di negeri ini. Pada 2021, setidaknya 95 juta umat Islam di Indonesia mengaku sebagai nahdliyin.
Itu sudah hampir separuh dari total penduduk Indonesia dan mayoritas umat Islam kita. Latar belakangnya tentu saja beragam, dari mulai pedagang, guru, pegawai negeri, politisi, nelayan, hingga kaum tani.
Khusus untuk yang terakhir yakni kaum tani, barangkali ini adalah potret dominan warga NU di masyarakat.
Wamentan Harvick Hasnul Qolbi menganggap potensi terbesar kaum sarungan atau santri bagi pembangunan bangsa ini adalah pertanian.
- Panen Raya 2025, Serapan Gabah Naik 2.000 Persen
- Cerita Presiden Prabowo Punya Tim Pertanian Hebat, Apresiasi Kinerja Kementan
- Dukung Program Prabowo, APROPI Berkomitmen Turunkan Harga Pestisida untuk Petani
- Prabowo Apresiasi Kinerja Bulog di Panen Raya 2025
- Peduli Santri, PIK2 Salurkan Beras untuk Pesantren Al-Wahdah
- Makna Idulfitri 1446 Hijriah: Momen Kebersamaan, dan Berbagi