Penguatan Tani Santri dan Santri Tani

Oleh: Harvick Hasnul Qolbi

Penguatan Tani Santri dan Santri Tani
Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi melakukan penanaman saat meresmikan kawasan budidaya tanaman nanas di Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Prabumulih Timur, Sumatera Selatan, Selasa (21/2). Foto: Dokumentasi Humas Kementan

Agar antara produksi, distribusi, dan observasi berjalan seiring, dan hal ini tentu saja akan berdampak langsung pada menggeliatnya pertanian kita.

Sebab relasi antara Kaum Santri dan Kaum Tani adalah relasi yang kongkrit dan terus berkesinambungan.

Alhasil, menguatkan kaum tani sejatinya adalah menguatkan civil society. Organisasi kemasyarakatan yang melek akan pentingnya melakukan penguatan dari sisi kemandirian ekonomi anggotanya, akan mendapatkan berkah yakni semakin kuat dan kokoh pula eksistensi organisasi tersebut.

Para ekonom sepakat, tantangan dunia ke depan adalah di bidang pangan. Organisasi Pangan PBB, FAO, pun telah mengingatkan seluruh negara dunia untuk menambah pasokan pangannya guna memperkuat ketahanan pangan.

Hal ini lantaran kelangkaan pangan bukan hanya menciptakan kelaparan, tapi juga akan berdampak pada resesi ekonomi dunia.

Ketika hal yang terakhir disebut itu terjadi, dunia akan memasuki era kegelapan yang susah diterka ujungnya.

Indonesia tak terkecuali harus menghadapi tantangan tersebut. Sayangnya, di luar masalah ketersediaan lahan yang kian menipis, jumlah petani kita pun semakin menurun.

Pada titik inilah penguatan santri tani bisa menjadi jawaban atas tantangan bangsa tersebut. Gerakan santri tani harus digalakkan dan didukung pemerintah.

Wamentan Harvick Hasnul Qolbi menganggap potensi terbesar kaum sarungan atau santri bagi pembangunan bangsa ini adalah pertanian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News