Penguatan Tani Santri dan Santri Tani
Oleh: Harvick Hasnul Qolbi
Agar antara produksi, distribusi, dan observasi berjalan seiring, dan hal ini tentu saja akan berdampak langsung pada menggeliatnya pertanian kita.
Sebab relasi antara Kaum Santri dan Kaum Tani adalah relasi yang kongkrit dan terus berkesinambungan.
Alhasil, menguatkan kaum tani sejatinya adalah menguatkan civil society. Organisasi kemasyarakatan yang melek akan pentingnya melakukan penguatan dari sisi kemandirian ekonomi anggotanya, akan mendapatkan berkah yakni semakin kuat dan kokoh pula eksistensi organisasi tersebut.
Para ekonom sepakat, tantangan dunia ke depan adalah di bidang pangan. Organisasi Pangan PBB, FAO, pun telah mengingatkan seluruh negara dunia untuk menambah pasokan pangannya guna memperkuat ketahanan pangan.
Hal ini lantaran kelangkaan pangan bukan hanya menciptakan kelaparan, tapi juga akan berdampak pada resesi ekonomi dunia.
Ketika hal yang terakhir disebut itu terjadi, dunia akan memasuki era kegelapan yang susah diterka ujungnya.
Indonesia tak terkecuali harus menghadapi tantangan tersebut. Sayangnya, di luar masalah ketersediaan lahan yang kian menipis, jumlah petani kita pun semakin menurun.
Pada titik inilah penguatan santri tani bisa menjadi jawaban atas tantangan bangsa tersebut. Gerakan santri tani harus digalakkan dan didukung pemerintah.
Wamentan Harvick Hasnul Qolbi menganggap potensi terbesar kaum sarungan atau santri bagi pembangunan bangsa ini adalah pertanian.
- MSI Berharap Prabowo Lirik Potensi Besar Singkong sebagai Solusi Ketahanan Pangan
- Hari Santri Nasional, BMH Yogyakarta Salurkan Beras ke Pesantren Tahfidz Darul Hijrah
- TNI AD Merekrut Bintara Ahli Pertanian dan Perkebunan untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
- Hari Santri Nasional: Pesantren Mewah, Berbiaya Murah, Apa Ada?
- Pemprov Jateng di Hari Santri Salurkan Bantuan Insentif Pengajar Keagamaan Rp 104,7 Miliar
- Seusai Dilantik, Empat Menteri dari NU Minta Restu Rais Aam dan Ketum PBNU