Pengucuran TPP Semakin Melewati Batas
Pemerintah Pusat dan Daerah Saling Lempar Alasan
Minggu, 06 Mei 2012 – 09:22 WIB
JAKARTA - Keterlambatan pengucuran tunjangan profesi pendidik (TPP) benar-benar semakin menghawatirkan. Ketentuan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mencairkan TPP trismester I 2012 paling lambat April lalu ternyata tidak dijalankan. Pemerintah pusat dan daerah saling melempar alasan sendiri-sendiri terkait keterlambatan ini. Diantaranya adalah, jika pencairan TPP dirapel cukup lama biasanya uang yang diterima guru tidak penuh untuk 12 bulan. Seperti pengalaman tahun lalu, ketika rapelan TPP dikucurkan setahun sekali, banyak guru yang mengeluh karena TPP-nya hanya senilai 11 bulan. Sementara yang sebulan lenyap ditilap oknum daerah.
Mekanisme pencairan TPP ini sebenarnya tidak terlalu rumit. Yaitu uang dari Kemenkeu dicairkan ke kas pemkab atau pemkot. Selanjutnya, pencairan menunggu SK guru penerima TPP yang dikeluarkan pemerintah pusat. Setelah SK tersebut dikeluarkan, maka pemerintah daerah wajib mencairkan duit TPP yang disudah dikucurkan sebelumnya.
Baca Juga:
Keterlambatan pencairan TPP ini benar-benar telah membuat guru resah. Keresahan tersebut diantaranya disampaikan ke Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI). Ketua Umum PB PGRI Sulistyo menuturkan, keterlabatan pencairan yang lebih dari sebulan ini bisa berakibat fatal.
Baca Juga:
JAKARTA - Keterlambatan pengucuran tunjangan profesi pendidik (TPP) benar-benar semakin menghawatirkan. Ketentuan Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
BERITA TERKAIT
- Mengenal Jurusan Keperawatan, Ini Prospek Karier dan Peluangnya di Masa Depan
- Bea Cukai Membekali Ilmu Kepabeanan Kepada Puluhan Pelajar SMK di Daerah Ini
- Babak Final Spelling Bee Competition Besutan EF Kids & Teens Digelar Minggu Depan
- Puluhan Tahun Digaji Seadanya, Guru Honorer di Jawa Barat Menjerit
- Bantu Siswa di Kaldera Toba, PGTS dan GO Buka Program Bimbel Persiapan Masuk PTN 2025
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi