Pengungsi Anak Di Pulau Nauru Mogok Makan

Petugas medis di Nauru mengatakan seorang pengungsi anak laki-laki berusia 12 tahun menjalani unjuk rasa mogok makan selama 2 minggu.
Mereka mengatakan pengungsi anak laki-laki itu telah dibius dan diberi cairan untuk membuatnya tetap hidup.
Pengungsi kelahiran Iran tersebut telah ditahan di pulau itu, bersama dengan keluarganya, selama lima tahun.
Organisasi advokasi pengungsi ‘Doctors for refugees’ telah memantau kesehatan anak itu.
"Para dokter telah mengkhawatirkan anak muda ini untuk waktu yang sangat lama," kata Presiden Doctors For Refugees, Dr Barri Phatarfod.
"Dia mengalami situasi keluarga yang cukup sulit, dan sudah hampir dua minggu sekarang dia menolak makanan dan minuman.
"Dia sangat depresi. Saya tidak benar-benar ingin mengatakan lebih banyak tentang kondisi medis pribadi anak tersebut, tetapi sangat jelas bahwa ketika Anda memiliki seorang anak yang menolak untuk makan atau minum hingga dua minggu mereka akan sangat depresi."

- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya