Pengungsi Coba Bertahan di Detensi Imigrasi Pulau Manus
Ratusan pencari suaka yang berada di detensi imigrasi Pulau Manus, Papua Nugini, bertekad untuk bertahan di sana meski pasokan listrik, air dan makanan sudah dihentikan.
ABC diizinkan mendatangi detensi tersebut setelah petugas-petugas Australia meninggalkannya pagi ini.
Mengenakan baju bertuliskan "Saya bukan korban, Saya seorang pejuang", seorsang pengungsi mengajak ABC menyusuri fasilitas tersebut, dimana 600 orang penghuni telah memasang sistem pengumpulan air hujan sementara dan menimbun bekal yang bisa mereka peroleh.
Dia menggambarkan bagaimana pekerja memotong pipa dan mengosongkan tangki air pada Selasa pagi.
"Kami membersihkan sendiri kompartemen ini," kata pria tersebut.
Sambil menunjuk ke tong sampah yang sudah berisi air, dia mengatakan para penghuni yakin bisa bertahan setidaknya untuk satu bulan ke depan.
"Apa yang kami kumpulkan adalah air ini - kami cukup menambah sedikit gula dan garam - dan bisa minum air ini. Kami mungkin bisa bertahan selama sebulan tanpa makanan," katanya.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat