Pengungsi Coba Bertahan di Detensi Imigrasi Pulau Manus
"Kami tidak punya makanan," tambahnya.
'Australia meninggalkan kami'
Detensi imigrasi di Papua Nugini dijadwalkan resmi ditutup pada Pukul 5 sore hari Selasa (31/10/2017).
Pemerintah PNG telah meminta para penghuni yang tersisa untuk pindah ke akomodasi lain di Kota Lorengau. Namun sejumlah penghuni mengatakan kepada ABC mereka khawatir dengan keamanan di luar kompleks tersebut setelah penduduk setempat melakukan penjarahan pada hari Selasa pagi.
"Mereka tidak akan memberikan jaminan keamanan," kata seorang penghuni. "Karena itulah saya bertahan di sini."
Pengungsi bernama Behrouz Boochani sebelumnya mengajukan pernyataan tertulis ke Mahkamah Agung PNG, menyatakan tidak aman bagi para pengungsi untuk meninggalkan fasilitas tersebut.
Tepat sebelum Pukul 8 malam, ia mengunggah informasi ke akun Twitternya bahwa pasokan listrik telah diputus.
"Listrik sudah diputusdi Kompartemen Oscar. Pengungsi pindah ke Foxtrot sekarang. Sangat gelap dan menyeramkan," katanya.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat