Pengungsi Gunung Agung Seberangi Selat Lombok Gunakan Perahu
“Kasihan anak-anak ini tidak sekolah. Itu yang membuat saya kepikiran,” jelasnya.
Dikatakan, warga di desa yang dia tempati memang banyak yang keturunan Sasak Lombok.
Cerita dari leluhur, saat Kerajaan Karang Asem dahulu ke Lombok, cukup banyak warga Sasak yang diajak ke Bali.
“Jadi banyak di desa saya yang namanya Lalu. Saya lahir dan besar di sana,” jelasnya.
Kepala Desa Meninting H Iskandar Zulkarnain sendiri mengaku sudah mengetahui ada sejumlah pengungsi asal Bali yang masuk ke desanya, tetapi untuk totalnya belum diketahui pasti.
“InsyaAllah nanti sore akan saya perjelas,” terangnya.
Kepala BPBD NTB H. M. Rum mengatakan, pengungsi yang ada atas nama Lalu Muhidin dan keluarganya itu sudah masuk pada data BPBD NTB, melalui informasi yang dilaporkan BPBD Lobar.
“Update data pengungsi 97 KK dan 315 jiwa. Sudah masuk (Keluarga Lalu Muhidin) dalam data ini”. (*)
Para pengungsi dari sekitar Gunung Agung ini menyeberangi Selat Lombok menggunakan perahu kayu karena kondisi ekonomi tidak memungkinkan menggunakan Ferry.
- Kasihan, Pengungsi Gunung Agung Cuma Dijatah Sekali Makan
- Pengungsi Erupsi Gunung Agung Capai 62 Ribu Jiwa
- Dramatis, Evakuasi Paksa 2 Lansia di Lereng Gunung Agung
- Asalkan Masih Bersama-sama, Kabar Buruk pun Tidak Masalah
- Ariadi: Dulu jadi Sopir Pasir, Sekarang Jadinya Seperti Ini
- KAI Siapkan Kereta Kesehatan dan 25 Ribu Masker